Taiwan Tawarkan Industri MICE Dan Pariwisatanya di Jakarta

Jakarta, Gpriority-MEET Taiwan, Taiwan External Trade and Development Council (TAITRA) dibawah pengawasan dari Bureau of Foreign Trade (BOFT) of the Ministry of Economic Affairs (MOEA) of Taiwan yang diselenggarakan pada Senin (17/9) menghadirkan perusahaan-perusahaan konsultan pameran, agen wisata dan perusahaan penerbangan Taiwan di Hotel Borobudur Jakarta.

Hadir di Indonesia untuk yang ketiga kalinya, MEET Taiwan membawa delegasi-delegasi dari industri konsultan pameran, agen wisata maupun industri penerbangan papan atas Taiwan, seperti Lion Travel Service Co., Welcome Travel Service, Kuching Travel Service Co., Ltd., Chung Hsing Travel Service, TAIWAN TOUR, K&A International Co., Ltd., serta China Airlines dan EVA Air.

Posisi Indonesia sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak urutan ke-4 dunia, dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang semakin baik, membuat Taiwan merasa perlu untuk dapat meyakinkan perusahaan-perusahaan di Indonesia agar memilih Taiwan sebagai destinasi penyelenggaraan pertemuan bisnisnya, serta untuk lebih memperkenalkan lingkungan pameran di Taiwan kepada Indonesia.

“Kami mencoba mengajak perusahaan-perusahaan Indonesia untuk mengadakan Company Gathering dan Annual Meeting di Taiwan. Taiwan memiliki kelebihan sebagai salah satu titik transit penerbangan menuju Amerika, sehingga posisi Taiwan sangatlah strategis untuk mengembangkan bisnis anda ke Asia Timur maupun Amerika,” ujar Jack Chen-Huan Hsiao, Direktur Divisi Ekonomi Taipei Economic and Trade Office (TETO) di Jakarta.
 
Taiwan Tawarkan Kemudahan Naik Haji Bagi Masyarakat Indonesia
Tak hanya tawarkan industri MICE dan pariwisatanya, Taiwan juga menawarkan kemudahan untuk Naik Haji bagi masyarakat Indonesia, dengan menggunakan kuota Haji milik Taiwan. Jack Chen-Huan Hsiao selaku Direktur Divisi Ekonomi Taipei Economic and Trade Office (TETO) di Jakarta memaparkan bahwa Taiwan juga memiliki populasi Muslim, namun kebutuhan akan kuota Haji di Taiwan tidak terlalu signifikan seperti di Indonesia.

“Bagi Muslim Indonesia, untuk pergi Haji terdapat pembatasan kuota setiap tahunnya. Di Indonesia, anda mungkin butuh waktu 2 tahun untuk berangkat. Sementara di Taiwan, kami juga memiliki banyak populasi Muslim, namun kami tidak memiliki kebutuhan mendesak terhadap hal tersebut, sehingga Anda bisa menggunakan kuota kami untuk mendaftar Haji melalui Taiwan.” papar Jack Chen-Huan Hsiao.
Hal tersebut, menurutnya, merupakan bagian dari upaya Taiwan untuk menyediakan lingkungan yang ramah bagi kaum Muslim guna mendorong peningkatan jumlah wisatawan dari negara berlatarbelakang Muslim. Sebagai informasi, Jessie Tseng selaku Direktur Eksekutif MEET Taiwan menyampaikan bahwa jumlah wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Taiwan pada tahun 2017 lalu telah mencapai 190,000 wisatawan. (Hs)