Akibat Pandemi Covid-19, Realisasi Investasi di Kaltara Tahun 2020 Turun 58 Persen


Gpriority, Tanjung Selor – Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kalimantan Utara (Kaltara) menyebut, realisasi nilai investasi di Kaltara tahun 2020 turun 58% dibandingkan tahun sebelumnya.

Pandemi Covid-19 memberikan pengaruh yang signifikan pada sektor ekonomi, utamanya di Kaltara.

Hal itu diungkapkan Kabid Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal DPMPTSP Kaltara, Suwarsono dalam acara Respons Kaltara di Kantor Gubernur Kaltara, Tanjung Selor, Rabu (03/02/2021).

“Untuk target tahun 2020 sekitar Rp8,8 T lebih. Kemudian di tengah pandemi sudah direvisi hingga turun jadi Rp7,96 T. Meskipun target turun realisasi tetap rendah diangka Rp3,2 T. Jadi turun 58 persen dibandingkan tahun 2019,” kata Suwarsono.

Menurut Suwarsono, perusahaan atau proyek yang dilaporkan sepanjang 4 triwulan di tahun 2020 tidak berbanding lurus dengan nilai realisasi investasi.

“Kalau melihat grafik semester I tahun 2020, realisasi investasi Rp519 M lebih. Triwulan II terjadi peningkatan hingga Rp1,9 T. Sementara, diawal pandemi sekira bulan Maret, jelang masuk triwulan III itu menurun signifikan sampai triwulan ke IV. Awal pandemi banyak perusahaan utamanya yang menggunakan tenaga kerja asing tidak produktif. Untuk PMA, tenaga kerja asingnya tidak bisa masuk,” ucapnya.

Terkait realisasi investasi di Kaltara tahun 2020, Suwarsono memaparkan, ada 438 proyek hasil investasi, yang berasal dari penanaman modal dalam negeri atau PMDN, serta penanaman modal asing atau PMA.

Dari total 438 proyek investasi, terserap 2.945 tenaga kerja, di mana lokasi investasi terbanyak ada di Tarakan dan Bulungan.

“Kalau proyek, ada 438 secara total, untuk PMDN itu ada 338 proyek dan PMA 110 proyek, tenaga kerja terserap ada 2.945. Untuk lokasinya, terbanyak di Tarakan lalu Bulungan, kalau untuk PMA, negara terbesar itu dari Cina,” tuturnya.

Kendati kondisi Covid-19 belum terkendali di Kaltara, Sumarsono berharap di setiap Kabupaten di Kaltara agar mendorong realisasi investasi di sektor UMKM.

Tak hanya itu, ia mengaku pihaknya akan tetap melanjutkan pemetaan potensi investasi, melakukan pendampingan kepada pelaku usaha dan investor, dan membuka gerai pelayanan perizinan.

Gerai pelayanan perizinan ada di Kota Tarakan dan Pulau Sebatik.

“Mulai tahun kemarin ada instruksi Presiden RI bahwa realisasi investasi bukan hanya yang besar saja melainkan yang kecil juga seperti UMKM. Sesuai motto kami yaitu melayani, mendampingi dan menjemput. Kami harapkan bisa membuat investor nyaman. Tidak lagi urusannya berbelit. Pengurusan satu tempat, menyerahkan berkas dan mengambil berkaspun ditempat yang sama tidak ke OPD lain lagi,” ujarnya.

Bahkan, Suwarsono mengaku pihaknya sudah melakukan upaya menarik investasi meskipun skalanya masih terbilang kecil.

“Kami membuka gerai pelayanan. Ada dua titik yang sudah berjalan ada di Tarakan dan Pulau Sebatik. Kami sasar di Sebatik itu karena potensi sektor perikanan sangat besar. Jadi masyarakat dan pengusaha yang memiliki usaha di sektor perikanan tidak perlu lagi ke Tanjung Selor.Pengurusan perizinan di dua titik itu akan dibawah oleh petugas kami ke Provinsi. Nanti ambilnya juga dititik itu. Begitupun sektor lain akan kami lakukan,” ungkapnya.(FBI)