Luwu Utara,Gpriority-Belakangan ini banyak sekali konten-konten bermuatan negatif di ruang digital. Parahnya lagi konten tersebut justru paling diminati oleh netizen. Agar hal tersebut tidak berlanjut, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo),Siberkreasi dan juga Dyandra Promosindo langsung memberikan solusinya di dalam Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang dilaksanakan secara virtual pada 19 Oktober 2021 di Luwu Utara, Sulawesi Selatan.
Program yang mengangkat tema “Jadi Pembuat Konten yang Hits dan Berfaedah” dan diikuti oleh 633 peserta, menghadirkan empat narasumber, yaitu Public Speaking Coach, Maya Oktharia; peneliti & Presidium JaDi Sulsel, Mardiana Rusli; Co-Founder Blod.id, Cahya Ngiu; serta musisi & kreator konten, Nur Alfarisi. Adapun sebagai moderator adalah Heri Susanto. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 peserta.
Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. Selanjutnya, Maya Oktharia sebagai narasumber pertama, mengawali sesi pemaparan materi dengan presentasi bertema “Menyambut Generasi Alpha, Peluang & Tantangan Ketrampilan Digital”. Menurut dia, anak-anak harus dibekali literasi media sosial. “Penting mengajari anak memahami fitur-fitur keamanan untuk melindungi akun dan identitas diri di media sosial,” tuturnya.
Beranjak ke narasumber kedua, Cahya Ngiu memaparkan materi bertajuk “Menganlisis Kasus Cyberbullying dan Cara Menghentikannya”. Dia mengatakan, jika mendapati perundungan di media sosial, blokir akun pelaku dan laporkan perilaku mereka di platform tersebut. “Agar perundungan berhenti, perlu diidentifikasi dan dilaporkan lebih lanjut,” tandasnya.
Selanjutnya, Mardiana Rusli mengupas tentang “Internalisasi Nilai-nilai Multikulturalisme dalam Ruang Digital”. Dalam membuat konten positif di ruang digital, dia menyarankan untuk menggandeng ahli atau pemengaruh agar konten produktif bisa tersebar ke banyak orang. “Jangan viral tanpa nilai atau hanya memikirkan faktor ekonominya saja,” tegas dia.
Sebagai pemateri terakhir, Nur Alfarisi menyampaikan tema mengenai “Apa yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan dalam Membuat Konten Digital?”. Dia mengatakan, lakukan riset sebelum membuat konten. Gagasan tentang konten akan menentukan apakah sebuah unggahan akan diingat oleh audiens atau dilupakan. “Riset terhadap audiencez yang disasar juga perlu dilakukan agar konten yang dihasilkan bisa tersalurkan dengan tepat,” jelasnya.
Acara berikutnya adalah sesi tanya jawab yang dipandu oleh Heri Susanto. Sesi ini disambut hangat dengan beragam pertanyaan menarik dari para peserta. Dalam webinar Literasi Digital di Luwu Utara kali ini, panitia memberikan apresiasi berupa uang elektronik masing-masing senilai Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih.
Salah satu peserta kegiatan, Heru Pratama, menanyakan cara memanfaatkan teknologi dan media sosial dengan baik agar tidak keluar dari norma atau adat budaya. “Dalam membuat atau mengunggah konten di internet, hendaknya tetap memperhatikan norma yang berlaku serta tanamkan ke diri sendiri agar menampilkan konten positif,” saran Nur Alfarisi.
Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan informatif yang disampaikan narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, silakan kunjungi https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi. (Hs.Foto.dok.Dyandra Promosindo)