Presiden Joko Widodo menghadiri Sidang Tahunan MPR RI 2020, di Ruang Rapat Paripurna, Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, pada Jum’at (14/8/2020).
Jokowi tiba di Gedung Nusantara sekitar pukul 08.25 WIB dan menyampaikan Pidato Kenegaraan dalam rangka HUT Kemerdekaan RI yang ke-75.
Yang menjadi sorotan masyarakat dalam sidang kali ini adalah, Presiden Jokowi yang mengenakan pakaian adat kain tenun khas pulau Sabu Raijua. Terlihat Jokowi mengenakan atasan lengan panjang serta bawahan panjang yang didominasi warna hitam dan emas.
Dalam penampilannya, Jokowi juga terlihat mengenakan selendang emas yang dipakai menyilang di bahu kanan dan kirinya dengan motif bunga, kemudian diikat dengan sabuk emas. Jokowi tampak mengenakan masker hitam sebagai protokol kesehatan Covid-19.
Jokowi juga sempat memamerkan baju adat khas Sabu tersebut dalam twitternya dengan nama akun @jokowi.
“Saya menghadiri Sidang Tahunan MPR RI Tahun 2020 di Gedung Senayan, pagi ini, dan menyampaikan Pidato Kenegaraan dalam rangka HUT ke-75 Kemerdekaan RI. Tahukah Anda, dari daerah mana gerangan busana adat yang saya kenakan ini?” ujar Jokowi dalam akun twitternya.
Kain tenun Sabu Raijua merupakan pakaian adat yang berasal dari Nusa Tenggara Timur, yang mana Kabupaten Sabu Raijua sendiri merupakan Kepulauan hasil pemekaran Kabupaten Kupang.
Sampai saat ini, kain tenun Sabu Raijua masih menjadi tradisi dan budaya orang Sabu. Untuk menghormati masyarakat setempat, wisatawan yang berkunjung ke kampung tersebut diwajibkan mengenakan sarung atau selimut khas Sabu. Kain tenun ini juga biasanya dikenakan saat acara-acara adat seperti perkawinan dan kematian.
Tenun Sabu biasanya terdiri dari ei atau sarung, higi atau selimut, dan naleda atau selendang. Kain Sabu Raijua memiliki corak motif berupa geometris, flora dan fauna. Yang mana corak tersebut berderet dan disusun teratur pada lembaran kain yang cantik.
Warna yang digunakan dalam motif tenun Sabu Raijua biasanya terdiri atas tiga warna khas Austronesia yang dihasilkan dari pewarna alam. Untuk warna biru atau hitam dari racikan nila, merah dari mengkudu, sedangkan kuning berasal dari kunyit.
Cara mengenakan kain tenun Sabu Raijua juga sangat mudah, yaitu kain diikat ke pinggang, kemudian dilipat ke depan dengan memperlihatkan motif ikatan. Untuk pakaian malam, masyarakat setempat biasanya menambahkan naleda atau selendang dengan kedua ujungnya menggantung di depan.
Untuk penjualannya, tidak hanya masyarakat lokal saja yang banyak memburu kain tenun khas Sabu Raijua, bahkan kain tenun ini juga sudah dikenal sampai ke mancanegara. (Dwi)