Jakarta,Gpriority-Pariwisata hijau merupakan salah salah satu pariwisata berbasis lingkungan. Di Indonesia, pariwisata hijau memang kurang terdengar dikarenakan jarang digaungkan oleh biro perjalanan wisata.
Menyadari hal tersebut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam siaran persnya pada Selasa (28/9/2021) mengajak seluruh dinas pariwisata dan juga pelaku wisata untuk mengembangkan pariwisata hijau. Tak hanya itu, Kemenparekraf di hari yang sama juga melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan Yayasan Sinar Utama Nusantara (YSUN) dalam upaya mengembangkan pariwisata hijau di destinasi wisata.
Kerja sama diharapkan dapat mencapai pengembangan pariwisata hijau di destinasi wisata, berdampak positif bagi lingkungan sekitar terutama dalam hal kelestarian lingkungan, dan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
Penandatanganan MoU dilakukan oleh Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Kemenparekraf/Baparekraf Vinsensius Jemadu, dengan Ketua Pembina YSUN, Lewi Sasmita, di Gedung Sapta Pesona pada Selasa Siang (28/9/2021).
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, saat menyaksikan penandatanganan MoU pengembangan pariwisata hijau, mengatakan MoU ini merupakan bentuk sinergi, kolaborasi, kerja sama pemerintah pusat dengan Yayasan Sinar Utama Nusantara (YSUN) sebagai salah satu unsur pentahelix yang mempunyai tugas dalam bidang kesejahteraan sosial, khususnya dalam pengembangan energi baru dan terbarukan, yaitu tenaga surya.
“Hari ini saya sangat bersyukur bahwa kita memulai tahap ini, karena MoU ini dalam kerangka kerja sama kita dalam mewujudkan destinasi pariwisata yang berkualitas, berkelanjutan, dan tangguh,” ujar Sandiaga.
Sandiaga menjelaskan pariwisata hijau dapat diimplementasikan jika didukung oleh beberapa faktor, seperti regulasi dan tata kelola yang baik, partisipasi semua pemangku kepentingan, ketersediaan pembiayaan, pengembangan kapasitas dan pendidikan, pemasaran dan hubungan masyarakat yang baik.
Oleh karena itu, Sandiaga mengapresiasi Yayasan Sinar Utama Nusantara yang turut memegang andil sangat penting dalam pembangunan pariwisata hijau, terkait dengan penerapan energi baru terbarukan sebagai bagian dalam komitmen pengembangan destinasi pariwisata yang berkelanjutan.
“Yayasan Sinar Utama Nusantara ini akan mengambil satu sejarah dalam langkah kita mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan, berkeadilan. Apalagi kita akan menjadi tuan rumah G20 tahun depan, kita mau showcase langkah kita pengembangan destinasi yang berkelanjutan,” ujarnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Kemenparekraf/Baprekraf Vinsensius Jemadu, berharap kolaborasi ini dapat menghasilkan terobosan-terobosan yang mampu meningkatkan perekonomian Indonesia di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Kami berharap bahwa ini bukanlah suatu tujuan akhir penandatanganan MoU, tapi merupakan suatu awal dari kerja sama kita, kolaborasi kita, untuk menerapkan prinsip berkelanjutan sesuai apa yang diarahkan oleh UNWTO kepada setiap negara untuk pengembangkan pariwisatanya berdasarkan prinsip-prinsip berkelanjutan,” ujarnya.
Ketua Pembina Yayasan Sinar Utama Nusantara, Lewi Sasmita, menyampaikan bahwa kegiatan yang akan dilakukan bersama Kemenparekraf nantinya adalah melakukan pembangunan pembangkit listrik tenaga surya dengan memanfaatkan matahari menjadi sebuah energi di destinasi wisata.
“Semoga bentuk kerja sama yang terjalin dengan Kemenparekraf dapat memotivasi berbagai lembaga untuk bersama-sama mewujudkan pariwisata hijau,” tutupnya.(Hs.Foto.Kombik Kemenparekraf)