Jakarta, GPriority.co.id – Diantara nama besar para pahlawan dan pejuang yang diabadikan menjadi nama jalan, terseliplah nama pejuang muda kurang populer di sebagian masyarakat apalagi Gen Z. Berikut G Priority sarikan pengetahuan yang layak diketahui ini.
Elias Daniel Mogot/ Daan Mogot
Jalan Daan Mogot yang membentang panjang antara kota Tangerang hingga Grogol, Jakarta Barat sudah banyak yang mengetahui dan melaluinya. Tapi mungkin belum banyak yang tahu jika Daan Mogot adalah nama seorang pejuang kemerdekaan. Lebih lengkapnya ia bernama Elias Daniel Mogot. Kisah kepahlawanan Daan Mogot dikenal dalam pertempuran di Hutan Lengkong, Tangerang.
Daan Mogot yang lahir pada 28 Desember 1927 merupakan mantan anggota (dan pelatih) PETA di Bali dan Jakarta pada tahun 1942-1945. Karir militernya berlanjut sebagai Komandan TKR berpangkat Mayor setelah Perang Dunia ke-2 selesai. Kemudian pada November 1945 saat usianya 18 tahun, ia mendirikan sekaligus menjadi Direktur Pertama Akademi Militer Tangerang (MAT).
Saat hendak melucuti senjata tentara Jepang di Hutan Lengkong, Selatan Kota Tangerang pada Januari 1946 ia gugur bersama 36 anak buahnya saat tentara Jepang melawan. Di lokasi pertempuran itu kini berdiri monumen peringatan. Pertempuran Lengkong juga dijadikan dasar penulisan skenario film Merah Putih produksi tahun 2009.
Margonda
Nama Margonda identik dengan Depok. Nama ini memang sebuah jalan utama di Kota Depok biasa dikenal sebagai Margonda Raya. Margonda sendiri adalah sosok pejuang kemerdekaan yang beroperasi di wilayah sekitar Bogor, Depok hingga Kalibata. Bersama tokoh-tokoh pemuda lokal di wilayah Bogor dan Depok ia mendirikan Angkatan Muda Republik Indonesia (AMRI) yang bermarkas di Jalan Merdeka, Bogor.
Anggota AMRI kemudian terpecah dan anggotanya ada yang bergabung dengan Badan Keamanan Rakyat (BKR), Pemuda Sosialis Indonesia, hingga kelompok kecil sejenis lainnya. Margonda sendiri masuk sebagai anggota BKR di Bogor. Setelah mengikuti pendidikan kemiliteran secara singkat, ia dimasukkan ke Batalyon Kota Bogor dengan pangkat letnan muda. Dirinya kemudian bergabung dengan pasukan Batalyon I di Depok. Pada 16 November 1945 Margonda gugur dalam usia 27 tahun bersama rekannya Sutomo ketika pasukannya menyerang tentara Inggris di Kali Bata. Keduanya dimakamkan di depan stasiun Bogor.
Makam keduanya kemudian dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Dreded, Bogor.
Kapten Muslihat
Tubagus Muslihat adalah nama lengkat Kapten Muslihat, pria kelahiran Pandeglang, seorang pahlawan yang berjuang dalam Revolusi Nasional Indonesia tahun 1945 di Bogor. Pria kelahiran 26 Oktober 1926 tersebut gugur dalam usia muda saat melawan tentara Inggris di Kota Bogor. Ketika itu pada 25 Desember 1945, pecah pertempuran di jalan Banten, Bogor antara TKR dan Inggris. Timah panas tentara Inggris dua kali menembus tubuh Muslihat hingga dia menghembuskan napas terakhir dalam usia 19 tahun.
Untuk mengenangnya, pemerintah mengabadikan nama Kapten Muslihat sebagai nama jalan yang terletak dekat Taman Topi dan menghubungkan Stasiun Bogor dengan Istana Bogor. Jalan utama itu kini selalu ramai dilalui warga.
Foto: Wikipedia