Jakarta, GPriority.co.id – Teknologi kecerdasan buatan, Artificial Intelligence (AI), semakin berkembang saat ini. Dampak positifnya, AI banyak membantu pekerjaan manusia. Namun negatifnya, peran manusia semakin tergantikan, seiring bekerjanya AI. Terutama di dunia media.
Kecerdasan teknologi AI di dunia media ini, menjadi salah satu topik dalam konvensi Hari Pers Nasional (HPN) pada Senin (19/2), yang di gelar di Candi Bentar Hall, Ancol, Jakarta Utara.
Dalam sesi konvensi tersebut, turut hadir beberapa tokoh media seperti Abie Besman (Produser Eksekutif Kompas TV), Nezar Patria (Wamen Kominfo RI), Yadi Hendriana (Ketua Komisi Pengaduan dan Penegakan Etika Dewan Pers), dan Abdul Azis (Direktur Utama detiknetwork).
Menurut Abdul Azis, ada beberapa prinsip yang harus dibangun media, dalam penggunaan teknologi AI.
Prinsip tersebut yang utama adalah manusia tetap menjadi kunci.
“Selain itu, media massa juga harus mempertanggungjawabkan kebijakan editorialnya. Termasuk ketika memutuskan untuk menggunakan AI dalam proses 6M (mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan mengolah, dan menyampaikan informasi) kepada publik,” ujar Azis.
Azis juga menegaskan, bahwa teknologi AI hanya sebagai pendukung penyelesaian karya jurnalistik. Sedangkan proses verifikasi tetaplah menjadi acuan utama bagi produk pers.
“Penerapan AI juga harus terukur, terencana, dan bisa dikendalikan oleh redaksi. Termasuk dalam menekankan pada standard etik,” tambah Azis.
Senada dengan Azis, Abie Besman juga mengatakan bahwa kecerdasan buatan (AI) bukanlah otomatis. Melainkan semi-otomatis.
“Oleh karenanya, ada beberapa hal pendukung yang dapat membangun sistem media. Seperti content publishing, transaction and services, data, serta community and social,” tutur Abie.
Sebab itu, para narasumber sepakat, bahwa secanggih apapun AI, tetap butuh peran manusia sebagai pengendali, dan peran jurnalis juga tidak akan semudah itu untuk digantikan oleh teknologi AI.
Foto : GP Nindya