Sah, Indonesia Resmi Resesi


Jakarta,Gpriority-Dalam konferensi pers yang digelar melalui kanal You Tube, Kamis (5/11/2020) Kepala Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS) Suhariyanto mengatakan, dibandingkan kuartal II tahun 2020, realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III semakin membaik, yakni 5,05%.

“ Meski demikian Ekonomi Indonesia masih mengalami kontraksi sebesar 3,49%. Dengan demikian Indonesia kini masuk ke dalam zona resesi. Karena dua kali mengalami kontraksi secara berturut-turut,” tutur Suhariyanto.

Kontraksi 3,49% tentu saja menjadi kabar buruk bagi Pemerintah Indonesia. Pasalnya beberapa bulan yang lalu, Pemerintah Indonesia melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani menargetkan ekonomi kuartal III hanya mengalami kontraksi 2,9 % hingga 1 %.

Menanggapi resesi yang terjadi di Indonesia, Sri Mulyani dalam siaran persnya pada Kamis (5/11/2020) mengatakan, bahwa Pemerintah Indonesia tetap optimis keluar dari resesi. Yang membuat optimis Indonesia adalah pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik di kuartal III.” Lihat saja data BPS, pertumbuhan ekonomi kita naik 5,05%. Dan kontraksi turun sekitar 1,83%. Ini menandakan apa yang dilakukan pemerintah pusat telah membuahkan hasil, meskpun pertumbuhannya tidak terlalu signifikan,” ucap Sri Mulyani.

Senada dengan Sri Mulyani, Tenaga Ahli Utama Kedeputian III Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Edy Priono mengatakan bahwa Indonesia sudah melampaui titik terendah dan pada saat ini mulai bergerak maju.” Berdasarkan laporan BPS, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III tahun 2020 memang masih negatif. Namun angkanya relatif lebih kecil dibandingkan kuartal II,” jelas Edy.

Edy juga yakin Indonesia akan secepatnya keluar dari resesi. Karena pemerintah pusat tidak tinggal diam untuk terus menumbuhkan perekonomian.”Saat ini Pemerintah Indonesia telah memiliki sejumlah rencana untuk pemulihan ekonomi. Adapun rencana tersebut tertuang dalam strategi Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Selain itu ada strategi lainnya yakni terus mendorong belanja pemerintah baik pusat maupun daerah seperti instruksi Presiden Jokowi,” kata Edy.

Edy menyebut, strategi tersebut akan terus diterapkan hingga perekonomian Indonesia kembali pulih seperti sebelumnya. Terkait dengan resesi, Edy menghimbau agar masyarakat Indonesia tidak perlu panik untuk menghadapinya.

“Resesi tidaklah sama dengan depresi dan krisis ekonomi. Jadi saya menghimbau kepada masyarakat untuk tidak panik. Dan terus berdoa agar Indonesia bisa secepatnya keluar dari resesi,” tegas Edy.

Beda Resesi,Depresi dan Krisis Ekonomi

Setelah membaca artikel ini, Anda pasti bertanya-tanya apa sih yang membedakannya. Menurut kepala BPS, Suhariyanto, resesi ekonoomi adalah penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan yang berlangsung selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.

Menurut Suhariyanto yang menjadi penyebabnya adalah Produk Domestik Bruto (PDB) yang terus berada di angka negatif akibat sedikitnya daya beli masyarakat. “ Indonesia sendiri sudah dua kali mengalami PDB negatif, sehingga bisa dikatakan pada saat ini tengah mengalami resesi,” ucap Suhariyanto.

Depresi menurut Forbes adalah keadaan ekonomi yang mengalami resesi berkepanjangan sehingga mengakibatkan sektor ekonomi menjadi melemah. Indikasi negara mengalami depresi adalah ketika terjadi penurunan PDB di kisaran -14,7% hingga -38,1%.

Krisis ekonomi merupakan keadaan yang mengacu pada penurunan kondisi ekonomi drastis yang terjadi pada suatu negara. Penyebab krisis ekonomi adalah fundamental ekonomi yang rapuh yang tercermin dari inflasi tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang macet.Krisis ekonomi juga bisa terjadi karena beban utang yang melimpah dan melebihi kemampuan bayar.

Mengenai gejalanya,bisa diketahui dari penurunan kemampuan belanja pemerintah, jumlah pengangguran melebihi 50% dari jumlah tenaga kerja, daya beli rendah, kenaikan harga bahan pokok yang tidak terbendung, pertumbuhan ekonomi yang menurun tajam dan penurunan nilai tukar mata uang yang tidak terkontrol.

Indonesia sendiri pernah mengalami krisis ekonomi di tahun 1998. Namun berkat kerja keras dari Pemerintah, Indonesia pun bisa keluar dari krisis ekonomi.(Hs)