Santun Berdakwah Melalui Internet

Sigi,Gpriority- Kabupaten Sigi menjadi tempat digelarnya Rangkaian Literasi Digital ‘Indonesia Makin Cakap Digital’ di Sulawesi yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siber Kreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 14 Juni 2021.

Dalam kegiatan yang dimoderatori jurnalis, Ronny Adolof Buol, ini dan dihadiri oleh 415 peserta ini, hadir beberapa narasumber. Mereka di antaranya, Savic Ali, Direktur NU Online dan Islami.co; Nur Rina Maskayantie, Founder/CEO Banuamentor; Ruslan T. Sangadji, jurnalis senior Pemimpin Redaksi Pos Kota Sulteng yang juga Owner Kaidah.id; dan Moh. Ridwan Lapasere, Wakil Ketua Bidang Advokasi AJI Indonesia. Rangkaian Literasi Digital ‘Indonesia Makin Cakap Digital’ di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.

Kegiatan diawali dengan menampilkan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. “Infrastruktur digital tidak berdiri sendiri, jadi saat jaringan internet sudah tersedia harus diikuti dengan kesiapan-kesiapan pengguna internetnya agar manfaat positif internet dapat dioptimalkan untuk membuat masyarakat semakin cerdas dan produktif,” jelas Joko Widodo. Setelah itu kegiatan dilanjutkan dengan memperkenalkan narasumber oleh moderator kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Narasumber pertama yang menyampaikan materinya ialah Savic Ali yang membahas Digital Skill dengan tema ‘Memanfaatkan Konten untuk Menyebarkan Konten Positif bagi Pemuka Agama’. Savic mengungkapkan bahwa kita sering menemukan agitasi kebencian menggunakan argumen-argumen keagamaan. Dalam ungkapannya, ia mengibaratkan dewasa ini kita hidup di bawah awan hitam kebencian. “Di beberapa tempat bahkan telah gerimis bahkan hujan kebencian,” tambahnya.

Era media sosial memungkinkin informasi tersebar dengan cepat dan luas. Begitu juga dengan kabar bohong atau hoaks dan informasi-informasi negatif lain yang mencemari dunia digital. Para pendakwah perlu memahami fenomena ini. Bahwa hal-hal negatif menyebar dengan cepat, namun klarifikasi menyebar lebih lambat. Karenanya, masyarakat umum, lebih-lebih pendakwah mesti berusaha sekuat tenaga untuk terus-menerus membersihkan dunia digital agar lebih sehat dan baik bagi kehidupan bersama. Memenuhi media sosial dengan hal-hal yang positif ini setidaknya dapat mengikis sedikit demi sedikit konten negatif di dunia digital kita.

Narasumber kedua Nur Rina Maskayantie, Founder/CEO Banuamentor memaparkan materi Digital Ethic bertema ‘Bijak di Kolom Komentar’. Rani menjelaskan bahwa media sosial berfungsi untuk berkomunikasi sehingga dalam prosesnya akan ada respon dari komunikan (penerima pesan). Respon ini bisa bersifat positif yang dapat memotivasi dan menebarkan kebaikan, serta ada juga yang bersifat negatif yang perlu diwaspadai. Kita harus ingat bahwa respon atau komentar negatif bisa berdampak hukum. Oleh karena itu, penting untuk menghindarinya dengan cara saling menghargai, berpikir positif, sadar akan adanya rekam jejak digital, hingga akhirnya cakap dan bijak dalam bermedia sosial.

Selanjutnya narasumber ketiga, Ruslan T. Sangaji, jurnalis senior Pemimpin Redaksi Pos Kota Sulteng yang juga owner Kaidah.id, mengulas Digital Culture dengan tema ‘Literasi dalam Berdakwah di Dunia Digital’. Ruslan menjelaskan bahwa praktik literasi pada dasarnya adalah membaca dan menulis tentang apapun. Ini terkait dengan keterampilan dan kemampuan setiap orang untuk dapat memahami setiap perkembangan informasi melalui aktivitas baca-tulis.

Era perkembangan teknologi membuat pengertian literasi mengalami evolusi makna menjadi literasi digital. Teknologi digunakan untuk mempraktikkan literasi, mengembangkan, dan meningkatkannya. Begitu juga dalam hal dakwah yang kini berkembang menjadi dakwah digital. Metode dakwah konvensional dengan ceramah tatap muka langsung bersama jamaah di suatu tempat tertentu, kini beralih menjadi ceramah jarak jauh dengan menggunakan media digital berupa ponsel, kamera, maupun laptop. Penyampaian dakwah digital haruslah melalui proses penyuntingan untuk menghindari hal-hal negatif atau kesalahan yang tak sengaja terekam dalam proses pembuatannya. Ini penting agar kita tidak menyebarkan hal-hal negatif dalam dunia digital. “Saring sebelum sharing,” katanya.

Narasumber terakhir, M Ridwan Lapasere, Wakil Ketua Bidang Advokasi AJI Indonesia, membahas Digital Safety bertema ‘Cyber Safety, Tips dan Trik Internet Sehat dan Bijak di Media Sosial’. Ridwan memaparkan bahwa kehidupan dalam dunia digital sangat rentan akan pelanggaran dan peretasan yang bisa saja menimpa kita. Ia memberikan contoh pada kasus peretasan media massa nasional saat mereka mengulas berita investigasi soal korupsi dan pelemahan KPK. Untuk meningkatkan keamanan siber, ia memberikan beberapa tips praktis kepada masyarakat. Penggunaan kata sandi unik, selektif memilih teman di dunia maya, melindungi informasi pribadi yang sensitif, jaga reputasi diri kita sendiri di dunia maya, dan pikirkan dahulu sebelum menulis atau mengunggah sesuatu.

Setelah pemaparan materi oleh keempat narasumber, kegiatan Literasi Digital dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang diarahkan oleh moderator. Terlihat antusiasme dari para peserta yang mengirimkan banyak pertanyaan kepada para narasumber berkaitan dengan tema dan materi yang telah disampaikan. Sepuluh peserta beruntung, akan mendapatkan uang elektronik masing-masing Rp 100.000.

Salah satu peserta webinar menanyakan tentang bagaimana sebaiknya penyikapan kita terhadap hoaks yang sering beredar. Savic lantas menjelaskan bahwa jika kita tahu informasi itu adalah hoaks, minimal kita tidak ikut menyebarkannya. Lebih bagus lagi jika kita merespon hoaks tersebut dengan memberikan informasi yang benar.

Kegiatan Literasi Digital ‘Indonesia Makin Cakap Digital’ di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan materi yang informatif yang pastinya disampaikan oleh para narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.(Hs.Foto.dok.Dyandra Promosindo)