Penulis : Ponco | Editor : Dimas A Putra | Foto : Kemenperin
Jakarta, GPriority.co.id – Pada triwulan III tahun 2023 pertumbuhan sektor industri pengolahan semakin meningkat. Dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, di sektor tersebut tumbuh 5,20% (y-on-y), melampaui pertumbuhan ekonomi yang sebesar 4,94% di periode yang sama.
“Di tengah penurunan daya beli dan melemahnya nilai tukar Rupiah yang mempengaruhi produksi, industri pengolahan masih terus berkontribusi terhadap perekonomian nasional. Kami mengapresiasi kinerja luar biasa dari pelaku usaha ini,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan resminya di Jakarta, pada (7/11).
Namun, Menperin mengatakan, kontribusi industri pengolahan terhadap PDB harusnya bisa jauh lebih tinggi apabila beberapa masalah yang solusinya bergantung Kementerian/Lembaga lain bisa diselesaikan. Sebagai contoh, program HGBT (Harga Gas Bumi Tertentu) yang tidak berjalan dengan baik.
Selanjutnya, pengetatan arus masuk barang impor belum optimal. Banjirnya pasar Indonesia dengan produk impor, berdampak terhadap permintaan produk manufaktur, utilitasi industri, dan tenaga kerja industri.
Kemudian, pertumbuhan sektor industri pengolahan bisa lebih meningkat dari pertumbuhan ekonomi nasional apabila Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, maupun BUMN/BUMD memaksimalkan realisasi belanja Produk Dalam Negeri.
Selain itu, dari data BPS triwulan III-2023 juga menyatakan bahwa Indonesia tidak sedang dalam proses deindustrialisasi dini. Sebab, Industri manufaktur tercatat tumbuh positif dibanding dengan industri manufaktur negara tetangga. Untuk sektor industri berada di peringkat pertama atau menyumbang investasi terbesar yaitu 41,25% terhadap realisasi investasi nasional (sebesar Rp433,9 triliun) sepanjang Januari-September 2023.
Bukti lain bahwa Indonesia sedang tidak mengalami deindustrialisasi pada industri manufaktur adalah, industri manufaktur terus berada dalam fase ekspansi sampai dengan bulan Oktober 2023. Indeks Kepercayaan Industri dan Purchasing Manager’s Index (PMI) juga berada di atas 50,00 atau di level ekspansi hingga Oktober 2023.
Dari indikator-indikator tersebut menurut Menperin menunjukkan, masih kuatnya sektor industri dalam menopang perekonomian domestik Indonesia. “Kami akan terus mengupayakan agar sektor manufaktur dapat semakin meningkatkan produktivitas dan daya saingnya, serta mendukung terciptanya peluang pasar yang semakin besar bagi produk dalam negeri, baik domestik maupun ekspor,” pungkasnya.