Trembesi Bisa diolah Menjadi Produk Berekonomi Tinggi

Gpriority-Kayu trembesi sekarang banyak dilirik sebagai bahan baku kerajinan dan furnitur pengganti kayu jati. Walau memiliki sejumlah kelemahan dibanding jati, namun teksturnya yang unik membuat kayu ini bisa diolah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Trembesi atau yang dikenal dengan nama Samanea saman berasal dari genus Albizia. Jenis ini memiliki lingkar pohon mencapai 4,5 meter (m) dengan tinggi rata-rata 30 m sampai 40 m.

Dibandingkan dengan jati, tebal potongan kayu trembesi masih kalah, hanya sekitar 8 cm-12 cm. Adapun jati bisa mencapai 15 cm. “Karena tipis, kayu mudah melengkung,” kata Eko Supriyanto, pemilik Nayla Jati Furnicraft. 

Persediaan kayu trembesi dengan ukuran besar masih sangat banyak dan sering ditemukan di Indonesia. Oleh sebab itu, kayu ini banyak digunakan oleh masyarakat ( terutama industri perkayuan) sebagai kayu pertukangan. Yakni sebagai bahan baku untuk membuat furniture menggantikan kayu jati yang persediaannya di alam semakin berkurang dari hari ke hari dan juga harganya yang sangat mahal.

Salah satu pengrajin yang memanfaatkan kayu Trembesi adalah Zaenal Muharis.  Di workshopnya yang terletak di Jalan Raya Bekasi KM 17, Kelender, Jakarta Timur, Zaenal Muharis menghabiskan waktunya untuk membuat beragam furniture dari kayu Trembesi seperti kursi, meja, tempat tidur dan beragam furniture lainnya.

Zaenal Muharis melihat kayu trembesi secara tekstur bagus, serta harganya yang lebih murah dibandingkan jati. “ Yang menjadi kelemahan trembesi adalah ketika dibuat furniture dengan bentuk yang sangat rumit tidak bisa dikarenakan urat kayunya kurang lembut dibandingkan jati. Dan jikalau kena panas dan hujan terus menerus akan lapuk,” kata Zaenal Muharis.

Mengenai proses pembuatannya, Zaenal mengatakan bisa memakan waktu satu bulan. Dikarenakan membutuhkan pengeringan agar bisa bagus dan kokoh. Zaenal juga tidak khawatir ditinggal pelanggan karena lamanya proses pengerjaan, sebab dirinya selalu menstok terlebih dahulu furniture dari trembesi yang dijualnya.

Kualitas yang bagus ditambah selalu adanya stok barang membuat workshop Zaenal selalu didatangi pembeli. Para pembeli mengaku melihatnya dari internet. “ Aku selalu menshare barang-barang daganganku di internet. Dan alhamdulillah banyak yang tertarik untuk membelinya,” jelas Zaenal.

Saat melakukan transaksi inilah para pembeli dianjurkan untuk melihatnya terlebih dahulu.Sebab dirinya tidak mau dikatakan penipu dan mengecewakan konsumen. Kejujuran Zaenal inilah yang menjadi alasan lainnya kenapa tempatnya selalu ramai dikunjungi konsumen.

Melihat banyaknya konsumen pada saat ini membuat Zaenal mengenang masa lalunya. “ Kira-kira 10 tahun yang lalu, aku memutuskan menjadi pengrajin furniture dari trembesi di Jakarta dengan modal awal 20 juta. Modal tersebut dia belikan kayu trembesi di Pulau Jawa. Setelah jadi, furniture dari kayu trembesi buatannya dijual melalui online. Dan sama seperti pengusaha lainnya, awal menjual amatlah sepi.,” Kenang  Zaenal

Sepinya konsumen tidak membuat Zaenal banting stir. Dia percaya, jika dia tetap bertahan dengan usaha yang dijalankan ini, Tuhan akan melancarkan jalannya. Keputusan yang diambilnya terbilang tepat, sebab furniiture dari kayu trembesi buatannya laku keras di pasaran. Zaenal pun selalu mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Karena berkat rahmat-Nya, furniture buatannya laku keras di pasaran.(Hs.Foto:Hs)