Jakarta,gpriority- Lukas kaget ketika ia mendapat laporan dari saudaranya bahwa dirinya meminta uang untuk berobat melalui aplikasi whatsapp.Pasalnya dia tidak meminta apapun karena sejak kemarin akun whatsapp miliknya tidak bisa dipergunakan.
Mey pun mengalami hal yang sama,ia dimarahi rekan kerjanya karena mengirimkan gambar porno di akun grupnya.Hal ini langsung dibantah Mey yang merasa tidak melakukannya dikarenakan sejak kemarin whatsappnya tidak bisa dipergunakan.
Apa yang terjadi pada Mey dan Lukas merupakan salah satu contoh bahwa akun mereka dibajak.
Kini timbul pertanyaan, kenapa akun mereka bisa dibajak, menurut pengamat IT, Alfons hal ini dikarenakan adanya notifikasi aneh ketika hendak membuka aplikasi tersebut.
Menurut Alfons, ketika pengguna mendapatkan notifikasi tersebut, maka mereka harus meng-klik tombol “Verifikasi” untuk mengambil alih akunnya masing-masing.
“Jangan klik ‘OK’, tapi klik ‘Verifikasi’,” tambah Alfons.
Ketika memilih tombol “Verifikasi”, maka pengguna sejatinya harus melakukan verifikasi ulang akun Whatsapp, dengan enam digit kode yang dikirimkan ke nomor ponsel.
Kode verifikasi bisa dikirimkan melalui SMS atau telepon.
Nah, sebaliknya, jika pengguna menekan “OK”, Alfons mengatakan bahwa pengguna seakan menyetujui bahwa akun mereka memang masuk di perangkat lain.
Artinya, pengguna menjadi korban pembajakan jika mereka sendiri tidak mencoba untuk masuk atau mengganti nomor Whatsapp.
Akun tersebut lantas bisa disalahgunakan untuk beragam kepentingan.
“Kalau Whatsapp sudah dibajak memang bisa disalahgunakan,” ujar Alfons.
Menurut Alfons, pembajakan di Whatsapp sendiri bervariasi, bentuknya bisa berupa kegiatan merusak nama baik, mengganggu di grup WhatsApp, menyebarkan fitnah, meminjam uang tanpa sepengetahuan, dan lain sebagainya.
Meski demikian, Alfons memastikan bahwa akun WhatsApp tidak bisa dipakai untuk verifikasi pinjaman online.
Sebab, platform semacam itu mengharuskan pengguna untuk menyertakan dokumen lain seperti KTP, KK, dan lain sebagainya, kecuali dokumen-dokumen itu juga ikut dicuri informasinya.
Untuk mencegah hal-hal seperti itu terjadi, Alfons menyerankan pengguna bisa mengaktifkan fitur keamanan tambahan “Two-step verification” pada akun Whatsapp mereka.
Fitur ini bisa diaktifkan dengan mengunjungi menu pengaturan Whatsapp > Account > Two-step verification. Kemudian, klik tombol “Enable” dan masukkan enam digit PIN yang mudah diingat.
Pengguna juga bisa memasukkan e-mail masing-masing untuk mempermudah ketika suatu saat mereka lupa nomor PIN.
Setelah diaktifkan, maka Anda harus memasukkan nomor PIN yang telah diatur tadi ketika mencoba masuk ke akun Whatsapp di ponsel lain.(Hs)