Kesehatan Mental Pada Remaja Perlu Ditangani Dengan Serius!

Penulis : M. Hilal | Editor : Lina F | Foto : Gooddoctor.co.id

Jakarta, GPriority.co.id – Kesehatan mental pada remaja bukanlah isu baru. Kesehatan mental ini harus ditangani secara serius di tengah perkembangan fisik dan psikis yang mereka alami. Gangguan kesehatan mental remaja menimbulkan berbagai personalan pada proses pembentukan sumber daya manusia (SDM) yang unggul di masa datang.

Sementara itu, gangguan mental (mental disorders) merujuk pada berbagai kondisi kesehatan mental yang memengaruhi emosi, pikiran, dan perilaku seseorang. Masalah mental menjadi gangguan yang lebih serius ketika seseorang mengalami gejala secara terus-menerus dan sering merasa stres. Gangguan mental akan membuat penderitanya merasa tidak bahagia dan berdampak pada kehidupan sehari-hari.

World Health Organization (WHO) mengartikan kesehatan mental sebagai kondisi kesejahteraan mental yang memungkinkan seseorang bisa menghadapi stres dalam hidup, mengekspresikan kemampuannya, belajar dan bekerja dengan baik, serta berkontribusi bagi masyarakat di sekitarnya. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan menyatakan kesehatan jiwa remaja adalah upaya kesehatan yang dilakukan untuk mempersiapkan kondisi remaja agar dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga remaja tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dan mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat.

Data survei rumah tangga berskala nasional yang mengukur prevalensi gangguan mental remaja yang dilakukan oleh Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) pada 2022 menyebutkan satu dari tiga remaja (34,9%) atau setara dengan 15,5 juta remaja Indonesia memiliki masalah kesehatan mental. Selain itu, satu dari 20 remaja (5,5%) atau setara dengan 2,45 juta remaja Indonesia memiliki satu gangguan mental dalam 12 bulan terakhir.

Sebagian dari perubahan perilaku pada remaja yang mungkin berkaitan dengan masalah kesehatan mental adalah menarik diri dari kehidupan sosial dan menunjukkan perubahan sikap yang tiba-tiba. Selain itu, remaja dengan masalah kesehatan mental juga kerap kehilangan minat terhadap hal-hal yang sebelumnya mereka sukai. Gangguan mental yang diidap banyak remaja, antara lain, rasa cemas (termasuk di dalamnya fobia sosial), depresi, gangguan perilaku, stres pascatrauma, serta gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas. Salah satu akibat mengerikan dari masalah mental ini adalah kematian yang diakibatkan secara langsung oleh orang lain atau diri sendiri (bunuh diri).

Selain mewaspadai tanda-tanda masalah kesehatan mental, penting bagi orang tua untuk bisa membangun komunikasi yang terbuka mengenai masalah ini dengan anak mereka. Upaya membangun komunikasi ini bisa dimulai dengan menunjukkan perhatian yang tulus. Sebagai contoh, bertanya mengenai hari-hari anak saat di sekolah. Orang tua sebaiknya mendengarkan dengan baik dan tidak berprasangka saat anak menceritakan kisah atau keluh kesahnya.

Membangun sistem supaya terwujudnya keluarga yang benar-benar harmonis dan sejahtera, hal ini harus menjadi fokus bersama para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah, dalam rangka mewujudkan SDM nasional yang tangguh. Pola asuh yang benar dengan menanamkan nilai-nilai budi pekerti dan saling menghormati sesama harus menjadi salah satu aspek penting yang dilakukan di lingkungan keluarga.

Penanaman nilai-nilai sopan santun dan nasionalisme, serta gotong-royong juga harus diperkuat oleh sistem pendidikan nasional kita. Bila potensi gangguan kesehatan mental remaja saat ini tidak ditangani dengan benar, akan menimbulkan masalah di masa depan. Para remaja saat ini adalah para calon pemimpin bangsa di masa datang.