Menggerakkan Roda Ekonomi di KEK Morotai


Pulau Morotai terkenal dengan sebutan “mutiara di bibir pasifik” lantaran objek pariwisatanya yang sangat memesona.

Maka tak pelak lagi apabila Pulau Morotai ini dijadikan salah satu kabupaten di Provinsi Maluku Utara yang ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), melalui Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2014 dan mulai beroperasi sejak April 2019.

Pada dasarnya pengembangan KEK bertujuan untuk mempercepat perkembangan daerah dan sebagai model terobosan pengembangan kawasan untuk pertumbuhan ekonomi. KEK Morotai sendiri merupakan tempat yang memiliki keunggulan geokonomi dan geostrategis bagi pengembangan industri wisata maupun industri pendukung lainnya.

Menurut Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus RI, Morotai diproyeksikan menarik investasi sebesar Rp. 30,44 T dan diproyeksikan dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 30.000 hingga tahun 2025. Pada 2019, PT Jababeka Morotai yang merupakan Badan Usaha Pembangunan dan Pengelola (BUPP) KEK Morotai telah menghadirkan komitmen investasi sebesar Rp. 455 miliar.

Dibangun di area seluas 1.101,76 ha, KEK Morotai memiliki kegiatan utama, yaitu industri pengolahan perikanan, pariwisata, dan logistik, serta kegiatan penunjang lainnya seperti manufaktur dan industri perkapalan.

Pada pengelolaan industri perikanan, KEK Morotai dilintasi oleh Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) III yang menghubungkan dua perairan bebas dari segi pelayaran atau perdagangan Asia dan Australia. Juga merupakan jalur migrasi komoditas ikan bernilai ekonomi tinggi yaitu ikan Tuna. Potensi tersebut membuat KEK Morotai menjadi sumber bahan baku bagi industri perikanan.

Di samping itu pusat industri perikanan tersebut didukung dengan logistik yang akan menjadikan hubungan internasional di kawasan timur Indonesia. Secara geografis keberadaan Morotai berdekatan dengan beberapa negara tetanga yaitu Philipina dan Jepang.

Di samping industri perikanan dan logistik yang strategis, KEK Morotai juga dikaruniai wisata bahari dengan keindahan pantai dan bawah laut yang eksotis. Air lautnya yang jernih dengan hamparan pasir putih yang halus, berhiaskan terumbu karang cantik membuat daya tarik tersendiri bagi wisatawan dari penjuru dunia.

Menariknya lagi pulau yang berada di pantai laut samudera pasifik ini memilik nilai sejarahnya tersendiri. Pada masa Perang Dunia II, Pulau Morotai menjadi salah satu basis militer, yang kini kaya akan barang peninggalan bersejarah dan sebagai nilai tambah bagi wisatawan.

Selama situasi pandemi Covid-19, perencanaan perusahaan dalam pengembangan KEK Morotai masih terus dipersiapkan sambil memantau situasi dan kondisi Covid-19. Pihak dari PT. Jababeka Morotai sendiri mengatakan bahwa progres pembangunan hotel sudah mencapai 80 persen. Pihaknya sedang mempersiapkan rancangan hotel resor terpadu seluas 8 hektare di tepi pantai dengan lebih dari 600 unit kamar.

Pembangunan tersebut merupakan salah satu upaya yang dipersiapkan untuk mengantisipasi wisatawan luar negeri yang datang ke Pulau Morotai pada saat virus Corona mereda dan semuanya kembali normal. #(Dwi)