Sejarah Kuliner Kebab, Makanan Khas Turki yang Enak dan Sedap

Penulis: Aflaha Rizal Bahtiar | Editor: Dimas A Putra | Foto: Unsplash.com/@animavisual

Jakarta, GPriority.co.id— Kuliner kebab memang sudah tidak asing lagi bagi pecinta kebab. Kuliner asal Turki ini juga telah dikenal oleh dunia, bahkan Indonesia.

Dalam sejarahnya, kata kebab adalah ‘Memanggang’ di mana istilah tersebut merujuk pada patty daging yang dicampur dengan bumbu sedap.

Di negara-negara Asia, kebab kebanyakan diisi dengan nasi dan salad. Namun, kini kebab juga disajkan lewat roti. Dalam perjalanannya, makanan ini telah mendapat pengakuan sebagai kuliner modern.

Dilansir dari Ottomanpasha.com, kebab Turki pertama kali ditemukan melalui aksara Turi Kyssa-i Yusuf pada tahun 1377, yang merupakan sumber tertua yang menyatakan kebab sebagai salah satu makanan.

Meski ada beberapa jenis kebab, yang paling terkenal adalah shish kebab. Di negara Arab, shish kebab atau Lahm mishwy (daging panggang) pada dasarnya adalah bagian makanan tradisional.

Kebab shish dibuat lewat potongan daging domba yang diasinkan, kemudian dipakai tusuk sate logam berbilah empat sisi, lalu dipanggang.

Teknik marinasinya pun juga bervariasi, mulai dari memakai ramuan jus lemon, minyak zaitun, susu dan yogurt, jus bawang merah, kayu manis, marjoram, jus tomat, hingga rempah-rempah lainnya.

Shish kebab sering disebut sebagai ‘Doner Kebab’ di Inggris. Kata doner merujuk pada kebab berputar yang dipanggang di atas panggangan berputar vertikal. Doner terkenal karena telah ditemukan selama 40 tahun.

Tidak hanya daging domba sebagai bahan utama kebab. Ada daging lainnya yang juga dipakai sesuai selera pelanggan. Mulai dari ayam, kambing, sapi, hingga ikan.

Demikian informasi sejarah mengenai kuliner kebab. Manakah yang jadi favorit kamu nih?