Jakarta, GPriority.co.id – Ekonomi biru diyakini bisa menjadi solusi untuk mengatasi persoalan pangan yang ada di Indonesia. Program tersebut sudah dijalankan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan pada periode 2019-2024, dengan lima program turunan yang sudah berjalan.
Menjadi pemecah masalah, berarti ekonomi biru juga diyakini akan menjadi penopang ketahanan pangan di masa depan dengan berfokus pada sektor kelautan dan perikanan (KP). Demikian diungkapkan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono belum lama ini di Jakarta.
Wahyu menyebut, saat ini Indonesia sedang menghadapi banyak tantangan, karena populasi manusia terus meningkat dan fenomena perubahan iklim semakin menguat. Tantangan seperti itu akan memicu munculnya persoalan pangan di masa mendatang.
“Tapi saya optimis, sektor kelautan dan perikanan bisa berkontribusi menjawab tantangan tersebut,” ungkapnya dilansir dari mongabay, Selasa (26/11).
Optimisme tersebut, karena ada lima program ekonomi biru yang dijalankan, yaitu memperluas kawasan konservasi laut, penangkapan ikan terukur berbasis kuota, budi daya berkelanjutan, pengawasan kawasan pesisir, dan pembersihan sampah plastik.
Kelimanya dilaksanakan dengan menekankan pada keseimbangan antara kepentingan ekologi dan ekonomi yang akan memastikan sektor KP tetap berkelanjutan. Pada periode 2019-2024, KKP fokus membangun program ekonomi biru beserta regulasinya, sebagai roadmap transformasi sektor KP.
Pada periode 2024-2029, KKP akan fokus membangun ekonomi biru melalui pelaksanaan lima program turunan yang akan dikebut pelaksanaannya. Mengingat itu adalah periode lanjutan, maka ekonomi biru diharapkan sudah sangat siap untuk melaju cepat.
“Tidak ada waktu lagi untuk santai-santai, saatnya melaju. Program sudah ada, tinggal melanjutkan secara cepat dan tuntas,” tegasnya.
Trenggono kemudian menyebut kalau penerapan ekonomi biru di bawah kendali KKP akan menjadi bentuk implementasi dari Astacita dari pemerintahan Prabowo Subianto.
Ekonomi biru disiapkan menjadi bagian dari sistem pertahanan keamanan negara.
Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia