Tambah Wawasan, Arsitektur UI Gelar Pameran Ekskursi Wong Sikep Bojonegoro dan Blora

Jakarta,GPriority.co.id-Dalam rangka memperkenalkan arsitektur vernakular serta menelusuri keseharian dan ajaran masyarakat Samin di Desa Klopoduwur, Blora dan Desa Margomulyo, Bojonegoro, Tim Ekskursi Arsitektur UI 2022 menggelar pameran foto dengan tema “Sedulur Membumi Selaras Tergapai” di Perpustakaan Nasional Medan Merdeka, Jakarta.

Ditemui sebelum berlangsungnya acara, Nuhaa selalu Ketua Pelaksana Pameran Ekskursi 2022 mengatakan, yang membuat arsitektur UI tertarik untuk mengangkat pameran foto arsitektur di Wong Sikep sebutan untuk kelompok Samin dikarenakan masih tradisional, minim ornamen dan antara rumah yang satu dengan yang lainnya bentuknya sama. “Ini dikarenakan adanya ajaran sedulur sikep, sehingga saat membuat rumah harus setara tidak ada yang lebih tinggi dan memiliki banyak ornamen,” jelas Nuhaa.

Nuhaa dalam kesempatan tersebut juga mengatakan, rumah masyarakat Samin sebenarnya tidak jauh berbeda dengan rumah adat Jawa pada umumnya. Perbedaannya, yaitu jumlah tiang utamanya atau Sokoguru tidak berjumlah empat. Masing-masing kepala keluarga memiliki rumah, yang biasanya disebut dengan Rumah Srotong atau Bekuk Lulang. Dalam skala meso, pola permukiman berjajar secara linear disebabkan oleh topografi atau kemiringan lahan dan kondisi tapak yang tidak rata. Permukiman ini terbentuk dengan mengelompok dalam satu deretan dengan tujuan kemudahan komunikasi dengan tetangga.

Bentuk dasar rumah berbentuk persegi dengan pola rangka atap limasan. Rata-rata ukurannya adalah 8×12 meter dan memiliki lahan pekarangan untuk menjemur hasil panen pada halaman depan. Lahan pekarangan berupa kebun juga ditanami tanaman untuk dikonsumsi sehari-hari yaitu jagung, singkong, sayuran, lombok dan kacang panjang. Selain itu juga terdapat kandang ternak. Ukuran tersebut belum bisa menjadi dasar ukuran dikarenakan ada juga rumah yang berukuran lebih kecil ataupun besar. Tipe rumah masih mengikuti bentuk rumah suku jawa pada umumnya dengan bentuk rangka atap limasan, srotong dan kampung.

Terkait dengan bahan pembuat rumahnya didominasi oleh kayu jati. Karena di sekitar mereka banyak sekali ditemukan kayu jati. “Jika ingin mengetahui seperti apa bentuk ornamennya bisa datang ke Perpusnas Medan Merdeka pada 24 hingga 29 Januari mulai pukul 10.00 WIB hingga 16.00 WIB. Namun khusus acara pembukaan dimulai pukul 13.00 WIB,” ucap Nuhaa.

Nuhaa berharap pameran ini bisa menambah wawasan mengenai arsitektur rumah adat di Indonesia. (Hs.Foto:Hs)