Dinkes DKI Lakukan Deteksi Dini, Demi Cegah Penularan Mpox Meluas!

Penulis : M. Hilal | Editor : Dimas A Putra | Foto : PPID DKI Jakarta

Jakarta, GPriority.co.id – Mpox (cacar monyet) merupakan jenis penyakit menular yang disebabkan oleh virus monkeypox. Hal ini dapat menyebabkan ruam yang cukup menyakitkan seperti mengalami pembesaran kelenjar getah bening dan demam.

Dinas Kesehatan DKI Jakarta (Dinkes) terus melakukan deteksi dini kasus cacar monyet dengan melakukan pelacakan kontak erat terduga selama 24 jam terakhir agar kasus tersebut tidak meluas di seluruh daerah Jakarta.

“Adapun investigasi 1×24 jam termasuk pelacakan kontak erat juga kami lakukan untuk menekan penyebaran kasus,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta (Dinkes) Ani Ruspitawati kepada awak media, Jumat (26/10).

Di tengah penyebaran infeksi virus Mpox, Dinas Kesehatan DKI Jakarta  bersinergi bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), sejumlah upaya dilakukan, mulai dari deteksi dini dengan melihat gejala awal agar bisa segera diobati dan mencegah kematian.

“Tingkat kematian/Case Fatality Rate sekitar 1 persen. Artinya dari 100 kasus positif kemungkinan ada satu yang meninggal. Mayoritas karena infeksi sekunder dan kondisi imunitas rendah pada kelompok berisiko, seperti Lelaki Seks Lelaki (LSL), ibu hamil, ibu menyusui, anak-anak, dan lansia,” tambahnya.

Kasus aktif Mpox tidak hanya ditemukan pada kontak erat, bagi yang merasakan gejala pemaparan Mpox akan dilakukan tes PCR terlebih dahulu, hal ini dilakukan untuk menunjukkan tanda dan gejala khas penyakit Cacar Monyet.

Kemenkes dan Dinkes DKI Jakarta telah menyiapkan Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) DKI Jakarta. Pasien yang terkonfirmasi positif setelah dilakukan tes PCR akan segera dilakukan pemeriksaan lanjutan Whole Genome Sequencing (WGS) untuk mendapatkan informasi genetik mengenai asal penyakit dan penyebarannya di masyarakat.

Sementara itu, sebagai upaya preventif, vaksinasi dimulai untuk 500 orang kelompok berisiko di Jakarta selama seminggu ke depan. Vaksin ini diberikan sebanyak dua dosis untuk satu orang dengan jeda empat minggu, sesuai dengan ketersediaan vaksin Mpox di Indonesia sebanyak 1.000 dosis untuk 500 orang.

Selain itu, dilakukan tracing/pelacakan dengan tim khusus bersama mitra terkait.Lebih lanjut, Kemenkes dan Diskes DKI Jakarta juga mengadakan sosialisasi dan edukasi secara masif guna mencegah sebelum penyebaran Mpox makin meluas, seperti:

1. Menggalakkan pola hidup bersih dan sehat, seperti memakai masker dan cuci tangan dengan air mengalir dan sabun.

2. Menghindari kontak kulit dan luka.

3. Berhubungan seksual yang aman, sehat, dan bersih, serta hindari hubungan seksual jika sedang sakit atau bergejala.

”Setiap kasus positif langsung diisolasi di rumah sakit, bahkan untuk suspek/terduga dengan gejala khas/kontak erat seksual yang sedang menunggu hasil PCR juga diisolasi di rumah sakit. Sementara untuk kontak erat non-seksual, akan dipantau gejalanya setiap hari oleh Puskesmas Kecamatan. Jika bergejala, akan dilakukan pemeriksaan lab. Dan setiap kontak erat seksual akan langsung diisolasi dan dilakukan pemeriksaan lab,” kata Ani.