Koi The

Dari Tradisi Ke Tradisi

Di Indonesia teh pertama kali dikenal pada tahun 1686, ketika itu Dr. Andreas Cleyer yang berkebangsaan Belanda membawa tanaman ini ke tanah air sebagai tanaman hias.

Di Abad 17, Belanda melihat teh dibuat minuman oleh bangsa Cina, untuk itulah Belanda mulai mendatangkan teh dari Cina untuk ditanam di Indonesia. Belanda juga mengajari bangsa Indonesia membuat teh. Dan setelah itu, teh menjadi konsumsi sehari-hari masyarakat Indonesia hingga saat ini.

Banyaknya masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi teh, membuat pebisnis kuliner melihat teh  bisa dijadikan peluang bisnis mereka, untuk itulah mereka membuat restoran teh baik yang tradisional maupun modern. Salah satunya adalah Koi The.

Koi the merupakan cabang dari Koi Cafe yang berada di Taiwan. Koi the sendiri dibawa oleh PT Koi Cafe Indonesia pada tahun 2013 di Emporium Pluit Mall Lantai 3 dan Baywalk Mall Pluit Lantai 4. Di dua mall besar yang terletak di Jakarta Utara, Koi The banyak diminati oleh pecinta teh, untuk itulah PT. Koi Cafe Indonesia membuka cabang lagi di beberapa daerah termasuk Grand Indonesia East Mall Lantai LG dan West Mall Lantai 3A.

Berdasarkan pengamatan penulis, koi the di dua tempat tersebut selalu ramai dikunjungi oleh pecinta teh. Penasaran penulis pun singgah ke tempat tersebut untuk bertanya kepada salah seorang staf mengenai koi the. Oleh staf tersebut, penulis diantarkan untuk  menemui Stefani Natasha Store Manager Koi Cafe Grand Indonesia East Mall.

Dikatakan oleh Stefani, ada dua alasan yang membuat pengunjung memadati koi the dalam setiap harinya. Yang pertama konsep modern yang diterapkan di koi the dan kedua kelezatan rasa yang dihasilkan oleh koi the.

Untuk konsep Stefani menjelaskan bahwa PT Koi Cafe Indonesia dengan dibantu oleh Koi Cafe Singapura ingin membuat koi the dikenal pecinta teh sebagai restoran teh modern untuk  itulah di semua cabang koi the di Indonesia konsepnya bergaya modern dan kekinian.

“ teh yang ada di koi the merupakan teh pilihan yang berasal dari Taiwan, jadi rasanya pun lebih enak dibanding teh lainnya,” ucapnya.

Selain teh, bahan-bahan pelengkapnya pun berasal dari Taiwan sehingga koi the terlihat berbeda dengan teh-teh yang ada di Indonesia.

Mengenai menu yang terdapat di koi the, Stefani menjelaskan ada jasmine green tea,honey green tea,lemon green tea, mango green tea, green milk tea,matcha macchiato dan beragam menu lainnya. Harganya pun terbilang beragam mulai dari Rp.14.000,- hingga Rp.35.000,-.

Usai menjelaskan Stefani pun pamit dan mempersilahkan penulis untuk memesan teh yang terdapat di menu, Penulis pun memesan matcha macchiato yang dikenal sebagai minuman yang paling banyak dipesan oleh pembeli.

Tidak lama kemudian, matcha macchiato pesanan penulis pun datang, dan ketika dicoba rasanya pun sangat maknyus sehingga penulis memesan matcha macchiato kembali untuk dibawa pulang. (HS.Foto:HS)