Untuk membuka usaha secara daring atau online di masa pandemi ini ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan ada etika dan aturannya. Untuk itulah dalam Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo yang dilaksanakan secara virtual pada 15 Juli 2021 di Sigi, Sulawesi Tengah mengangkat tema “Membangun Usaha Online”.
Program kali ini menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari pegiat literasi teknologi Musyafir, dosen Ilmu Komunikasi sekaligus Web Content Coordinator Noni Sunarni, pegiat literasi digital Iwan Hermawan, dan pemengaruh Metha Margaretha. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Ninna Izwan selaku penyiar berita. Sebanyak 666 peserta dari berbagai kalangan usia dan juga profesi mengikuti kegiatan kali ini. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.
Pemateri pertama adalah Noni Sunarni yang membawakan tema “Peran Literasi Digital di Dunia Marketplace”. Menurut dia, peluang bisnis daring masih cukup besar dan terus berkembang. Sebagai gambaran, pada 2020 lalu, total transaksi di lokapasar mencapai Rp253 triliun, atau naik sekitar 20% dari tahun sebelumnya. “Membangun usaha daring tidak mudah, namun, jika paham tentang platform yang akan digunakan dan seluk beluknya, akan terasa mudah,” kata Noni.
Berikutnya, Metha Margaretha menyampaikan materi berjudul “Pengetahuan Dasar dan Aturan Usaha Online”. Ia mengatakan, dalam dunia usaha, ada saatnya akan menemui permasalahan dengan konsumen. Beberapa etika dalam mengatasi keluhan pelanggan, yaitu menerima keluhan, menunjukkan empati, membangun komunikasi yang baik, memetakan masalah, serta mengatasi dengan cepat. “Tunjukkan itikad baik terhadap keluhan konsumen,” pesannya.
Sebagai pemateri ketiga, Iwan Hermawan membawakan tema tentang “Peran Literasi Digital untuk Mengubah Mindset Konsumtif Menjadi Lebih Produktif ”. Ia berpandangan, faktor-faktor yang membuat budaya konsumtif makin tumbuh, antara lain ingin tampil berbeda, kebanggaan diri, ikut tren, serta menarik perhatian orang lain. Untuk menghindarinya, kita harus membuat anggaran belanja, membeli sesuai kebutuhan, bijak menggunakan dompet digital, serta perbanyak rasa syukur atas apa yang telah dimiliki. “Kalau masih konsumtif, kesempatan untuk menabung otomatis akan berkurang,” ujar Iwan.
Adapun Musyafir, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema mengenai “Perlindungan Hak Cipta di Ranah Digital”. Ia mengungkapkan, sebagai bentuk perlindungan hasil karya, di Indonesia telah terbit UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. “Apabila seseorang mengambil foto orang lain tanpa sepengetahuannya, lalu dipublikasikan dan dijual lagi, itu berarti sudah melanggar hak cipta,” kata dia.
Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan dilanjutkan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Salah satu peserta, Dyah Ratih, bertanya mengenai ada tidaknya panduan untuk milenial dalam mendapatkan pengetahuan digital dari pemerintah. Noni menanggapi bahwa akses untuk mendapatkan pengetahuan sejatinya sama untuk semua kalangan. “Webinar ini juga merupakan salah satu dukungan pemerintah untuk meningkatkan kecakapan digital masyarakat,” terang dia. Dalam webinar tersebut, panitia mengapresiasi antusiasme peserta dengan memberikan uang elektronik senilai Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih.
Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi.
Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan materi yang informatif yang disampaikan narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.(Hs.Foto.dok.Dyandra)