Orangtua yang Kaku Bisa Disebut Toxic Parents, Apalagi Ciri-ciri Toxic Parenting

Jakarta,GPriority.co.id – Toxic parents atau toxic parenting adalah orangtua yang memiliki perilaku toxic atau orangtua yang mengasuh dengan cara toxic.

Toxic dapat diartikan sebagai sikap yang sering dilakukan oleh seseorang dengan tanpa kesadaran bahwa tindakannya telah merugikan orang lain atau dirinya sendiri.

Perilaku toxic pada anak dapat memberikan efek negatif baik secara mental maupun fisik. Sehingga akan terbentuk perubahan pola perilaku yang buruk pada anak kedepannya.

Pola asuh toxic parenting kerap kali berdalih untuk kebaikan sang buah hati, terkadang keinginannya justru dapat menyakiti perasaan sang anak.

Dalam hal ini, orangtua yang overprotektif, ekspektasi yang terlalu tinggi, egoisme, menghukum dengan kekerasan seringkali dilakukan oleh toxic parents.

Mengutip dari berbagai sumber, berikut ciri-ciri toxic parenting:

1. Berlebihan dalam mengontrol anak
Orangtua terkadang lupa bahwa anak berhak menentukan pilihannya sendiri. Orangtua yang toxic akan selalu mencoba untuk membatasi dan mengontrol apa yang dilakukan anaknya.

Bahkan, ketika anak sudah beranjak dewasa, sering kali orangtua toxic masih ingin ikut campur dalam urusan anaknya dengan merampas kebebasan anak untuk berpendapat dan melakukan apa pun yang mereka suka.

2. Sering menyalahkan anak
Toxic parenting yang secara tidak sadar sering dilakukan adalah dengan terus-menerus menyalahkan anaknya atas segala hal buruk yang terjadi dalam keluarga.

Kondisi tersebut bisa berupa hal kecil seperti anak tidak mendapat nilai A di sekolah atau bertengkar dengan saudara kandungnya.

Akibat perilaku orangtua yang toxic tersebut membuat mereka tumbuh menjadi anak yang penakut karena selalu dibuat merasa bersalah.

3. Mengabaikan anak
Ciri-ciri orangtua toxic lainnya adalah memiliki sikap yang acuh tak acuh bahkan terkesan mengabaikan kehidupan anak.

Kondisi tersebut mungkin terjadi karena orangtua dengan pola asuh pengabaian memiliki keterlibatan serta respons yang rendah terhadap anak.

4. Tidak menetapkan batasan dengan jelas
Kebebasan sangat diperlukan untuk tumbuh kembang anak. Namun jika terlalu bebas, mereka akan senantiasa bertindak di luar aturan.

Pola asuh yang membebaskan anak atau permisif ini sangat identik dengan memanjakan anak dan menuruti semua kemauannya.

5. Terlalu ketat atau kaku
Strict parents atau orangtua yang ketat/kaku ditandai dengan selalu menuntut setiap kehidupan anak dengan harus selalu tahu dengan siapa anak berteman.

Orangtua yang terlalu kaku terhadap anak akan memiliki dampak anak tidak memiliki rasa kebebasan yang dapat menghambat pertumbuhan emosional mereka.

Strict parents juga diartikan dengan pola pikir konservatif yang tidak terbuka dengan cara didik berdasarkan perbedaan zaman. (Hn.)