Jakarta, Gpriority.co.id – Tanpa adanya jembatan, akses masyarakat desa di Provinsi Nanggroe Aceh Darusallam (NAD) sangat sulit dan biasanya harus memutar jauh karena terpisah oleh kondisi geografis, seperti lereng, bukit, jurang, ataupun sungai. Karena itu untuk memperlancar mobilitas dan memangkas waktu tempuh antar desa di NAD, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memulai pembangunan 4 jembatan gantung sepanjang 384 meter untuk meningkatkan konektivitas antar desa.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, hadirnya jembatan gantung akan mempermudah dan memperpendek akses warga masyarakat perdesaan menuju sekolah, pasar, tempat kerja, mengurus administrasi ke kantor kelurahan atau kecamatan dan akses silaturahmi antar warga. Adapun Keempat jembatan gantung dibangun dengan anggaran APBN Tahun 2022 senilai Rp 12,8 miliar yaitu Jembatan Gantung Siron di Kabupaten Aceh Besar, Jembatan Gantung Desa Paloh-Gapong Meulum di Kabupaten Pidie serta 2 jembatan gantung di Kabupaten Bireuen yakni Lubok Pusaka dan Banda Masen.
Dalam keterangan pers-nya, Kementerian PUPR menyebut Jembatan Gantung Siron dibangun sepanjang 120 meter untuk menghubungkan antara Gampong Siron Blang dengan Siron Krueng di Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar. Jembatan ini menggantikan jembatan lama yang rusak akibat bencana banjir pada 2018 lalu. Anggaran pembangunannya sebesar Rp 4,4 miliar dengan progres konstruksi sebesar 1,3 persen. Sementara, jembatan gantung lainnya yang sudah mulai pekerjaan fisik adalah jembatan penghubung Desa Paloh-Gapong Meulum sepanjang 84 meter dengan anggaran senilai Rp 2,5 miliar. Manfaat jembatan gantung ini akan langsung dirasakan masyarakat setempat sebagai akses penghubung antar desa serta menjadi jalan produksi pertanian warga sehingga berpotensi menggerakkan ekonomi lokal. Saat ini progres konstruksinya sudah 11,37 persen.
Kemudian Jembatan Gantung Lubok Pusaka dibangun dengan anggaran sebesar Rp 3,2 miliar. Jembatan sepanjang 120 meter ini akan menghubungkan Desa Lubok Pusaka dan Sahraja yang berada di perbatasan antara Kabupaten Bireuen-Aceh Utara serta berdekatan dengan Aceh Timur. Kehadiran jembatan akan langsung dirasakan masyarakat setempat, di mana anak-anak Desa Lubok Pusaka maupun Desa Sahraja yang hendak bersekolah harus menyeberang Sungai Arakundo dengan perahu. Progres konstruksi jembatan mencapai 2 persen. Sedangkan Jembatan Gantung Banda Masen yang juga dibangun di Kabupaten Bireuen menyerap anggaran APBN senilai Rp 2,7 miliar. Perlu diketahui, jembatan yang memiliki panjang bentang 60 meter ini hanya boleh dilintasi oleh warga yang berjalan kaki ataupun menggunakan kendaraan bermotor roda dua.
Sebagai informasi, sebelumnya dalam kurun waktu 2015-2018, Kementerian PUPR telah membangun sebanyak 164 jembatan gantung dengan total panjang 39.798 meter. Pada 2019, jembatan gantung baru yang akan dibangun sebanyak sebanyak 166 unit yang tersebar di seluruh pelosok di tanah air. (PS)