8 Momen Pilkada 2024 Yang Perlu Anda Tahu, Benarkah Diwarnai Politik Dinasti?

8 Momen Pilkada 2024 Yang Perlu Anda Tahu, Benarkah Diwarnai Politik Dinasti?

Jakarta, GPriority.co.id – Pada Rabu (27/11), Pilkada 2024 serentak dilaksanakan di Indonesia. Pilkada 2024 ini menjadi momen bersejarah saat masyarakat dari Sabang hingga Merauke memilih pemimpin daerah mereka.

Ribuan pasangan calon (paslon) bersaing, mencerminkan keberagaman latar belakang, dari pengusaha hingga purnawirawan, lulusan SMA hingga S3, serta eks napi hingga eks menteri.

Bahkan ada beberapa wilayah yang menghadirkan kotak kosong sebagai pesaing tunggal paslon, hingga menjadi fenomena yang menarik perhatian publik.

Pilkada 2024 juga diwarnai oleh isu politik dinasti dengan sejumlah calon berasal dari keluarga politisi ternama, memunculkan perdebatan tentang regenerasi politik.

Selain itu, eks narapidana mencalonkan diri, memicu diskusi tentang integritas pemimpin.

Dengan jumlah pemilih yang begitu besar, Pilkada 2024 tidak hanya menjadi ajang demokrasi, tetapi juga cerminan kompleksitas politik Indonesia yang dinamis.

Berikut ini 8 momen yang terjadi selama Pilkada 2024 di Indonesia, dirangkum dari NowDots.

1. Pilkada 2024 Diadakan Di 545 Daerah

 Sebagai informasi, Pilkada 2024 hari ini dilaksanakan di 545 daerah berbeda di Indonesia. Dirinci lebih lanjut, diadakan di 37 provinsi, 45 kabupaten, serta 93 kota.

Faktanya, hanya 1 daerah yang tidak menggelar Pilkada 2024. Daerah tersebut adalah Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Didominasi 605 Politisi Dinasti

Menurut data riset IFAR Unika Atma Jaya, Election Corner Fisipol UGM, serta PolGov UGM, 19,5% dari 3.106 orang kandidat melakukan Politik Dinasti. Jumlah tersebut tersebar pada 65% daerah di Indonesia.

3. 66 Eks Narapidana Ikut Bertarung Di Pilkada 2024

Uniknya, tercatat 66 eks narapidana ikut bertarung pada Pilkada 2024 ini. Rata-rata mereka mencalonkan diri sebagai kepala dan wakil kepala daerah.

Mereka diantaranya bertarung di daerah Provinsi Sulawesi Utara, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Parigi Moutong, hingga Kabupaten Bone Bolango.

4. Kaum Perempuan Isi 10% Kertas Suara

Terhitung, ada 10% kaum peremuan yang mengisi kertas suara Pilkada 2024. Mereka diantaranya berasal dari Provinsi Jawa Timur, dimana ketiga calon gubernurnya merupakan perempuan.

5. Terdapat 37 Paslon Lawan Kotak Kosong

Sementara itu, terdapat 37 paslon yang melawan kotak kosong. Diantaranya Provinsi Papua Barat, Kota Surabaya, dan 35 Kabupaten/Kota Lain. Namun, untuk beberapa daerah memiliki kandidat hingga 5 paslon sekaligus.

6. 1.127 TPS Rawan Keterlibatan Aparat

Terhitung sebanyak 1.127 TPS rawan keterlibatan aparat seperti ASN, TNI, Polri, hingga perangkat desa.

Dilaporkan juga, sebanyak 2.799 TPS punya riwayat praktik pemberian uang/materi lain yang tak sesuai dengan kampanye di sekitar lokasi TPS.

7. Cagub-Cawagub DKI Jakarta Hanya Boleh Habiskan Rp346,7 Miliar Untuk Kampanye

Bagi paslon cagub-cawagub DKI Jakarta yang ingin melakukan kampanye, hanya diperbolehkan menghabiskan dana sebesar Rp346,7 miliar.

Namun, bagi setiap KPUD menetapkan dana yang berbeda di daerahnya.

8. Negara Gelontarkan Rp37,4 Triliun Untuk Pilkada 2024

Sebagai informasi, negara menggelontarkan dana Rp37,4 triliun untuk kesuksesan Pilkada 2024 serentak. Hal ini diungkap langsung oleh Kementerian Keuangan.

Presiden Prabowo: Yang Menang Harus Merangkul

Usai menggunakan hak pilihnya, Presiden Prabowo menyampaikan sebuah pesan penting bagi para paslon yang bertarung pada Pilkada 2024 ini.

Presiden Prabowo mengajak para pemenang Pilkada 2024 untuk merangkul yang kalah, bergotong royong, dan memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.

“Siapa pun yang dipilih rakyat, itulah pilihan terbaik. Menang dan kalah itu wajar dalam kontestasi apa pun. Yang kalah harus menerima dengan lapang dada, yang menang harus merangkul semua. Yang terpenting, pemenang harus memimpin untuk semua dan melayani masyarakat,” tegasnya.

Foto : Setpres RI