
Aceh Tamiang, Gpriority.co.id – Perkumpulan Cahaya Warisan Ibu Pertiwi (CWIP) mengaku siap menggelontorkan dana untuk membantu pengembangan pesantren di Aceh Tamiang, Aceh.
Hal itu disampaikan ketua tim verifikator CWIP, Agus Sudarmawan ketika bertemu langsung dengan Bupati Aceh Tamiang, Mursil, Rabu, 2 Februari 2022 kemarin.
Agus mengaku, CWIP memiliki Sembilan program unggulan, salah satunya membantu pengembangan lembaga pendidikan agama di berbagai wilayah di seluruh nusantara.
“Dan salah satu tujuan tim ke Aceh Tamiang ini, adalah melakukan verifikasi calon penerima manfaat dari perkumpulan kami,” kata Agus kepada Bupati, Mursil, Jumat, (4/2/2022).
Untuk Aceh Tamiang, kata Agus, ada dua calon yang akan menerima manfaat, yakni Ma’had Tahfizh Quran Al Fuad dan SDIT Huda Wan Nurul Qur’an. Keduanya berada di Kecamatan Seruway.
Agus mengaku, pihaknya akan menggelontorkan dana sekitar Rp 6 milyar untuk pengembangan Ma’had Tahfizh Quran Al Fuad.
Menurutnya, pengembangan pembangunan itu telah sesuai dengan rencana induk pihak pesantren, yang nantinya diharapkan dapat sesuai dengan rencana, serta bermanfaat bagi santri.
Bak gayung bersambut, pemerintah kabupaten Aceh Tamiang langsung mengapresiasi dan siap menerima dengan tangan terbuka.
“Kepada siapa saja yang ingin berinvestasi kebaikan di Bumi Muda Sedia, kami siap menerimanya,” sambut, Mursil didampingi wakil Bupati, T Insyafuddin, dan Sekda, Asra.
Usai bertemu bupati dan wakil, tim CWIP pun langsung bergerak menuju lokasi didampingi Sekretaris Daerah, Asra yang juga sebagai Ketua Yayasan Ma’had Al-Fuad.
Di sana, Sekda menjelaskan kondisi serta sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk mewujudkan kenyamanan para santri dalam menimba ilmu agama.
Di kesempatan itu, Agus kembali menyampaikan jika dirinya dan Sekda Asra mempunyai misi yang sama, yakni ingin menciptakan kenyamanan para santri. Selain itu, Agus juga memiliki target dapat mengubah mindset tentang ponpes yang selama ini sering dianggap seperti penjara.
“Terbukti, tahap demi tahap, mimpi pak Sekda membangun pesantren dapat terwujud. Meskipun awalnya hanya bisa membangun beberapa kamar saja, dan dalam satu kamar diisi 8 santri, namun kedepannya dengan adanya pembangunan dari program CWIP, bangunan akan ditambah dan dalam satu kamar 6 santri, tidak lagi 8,” ujarnya.
Usai meninjau pesantren Al-Fuad, Sekda Asra bersama Tim Verifikator CWIP melanjutkan menuju lokasi dan mengunjungi pesantren kedua, yakni Pesantren Huda Wan Nurul Qur’an di Kampung Tangsi Lama, Kecamatan Seruway.(Zul)