BOOM Esports dan Victime Rise mewakili Indonesia di Grand Final Asia Pasific Predator League 2020

Jakarta, Gpriority- Final Indonesia Predator League 2020 dilaksanakan di Grand Atrium Mall Kota Kasablanka Jakarta berlangsung pada 17-19 Januari 2020. Minggu, 19 Januari 2019 menjadi acara puncak Final Indonesia Predator League 2020. Ratusan orang memenuhi arena turnamen untuk melihat pertarungan sengit para pemain.

Sebanyak 16 tim PUBG dan 8 tim DOTA 2 terbaik Indonesia bertarung untuk mewakili Indonesia di Grand Final Asia Pasicif Predator League 2020 di Manila, Filipina tahun ini dan mendapatkan national prize pool sebesar Rp.200.000.000 serta beasiswa di BRI Institute untuk perkuliahan S1 bagi tim pemenang 1 sampai 4 Predator League 2020 yang diberikan oleh Kemkominfo dan AVGI.

16 tim PUBG yang bermain diantaranya, InVamouz, TGD GragonZ, Victim Reality, Victim Rise, Dreams, Alter Ego, PowerofWinner, Kuda Hitam, Wasted Player, 4nger WSC, OnePiece- RG, Akagami Mirror, Quantume eSports, BCS Raven, Space, dan Xperts, MEG. Sedangkan delapam tim DOTA 2 yang bermain diantaranya, BOOM Esports, PG Barracx, PG Godlike, Breakbeat Squad, Hans Pro Gaming, Mugiwara x Miracle, PRFS, dan Team Wolf.

Pukul 20.30 WIB pemenang dari masing-masing lomba diumumkan. Champion DOTA 2 diraih oleh BOOM Esports, 1st runner up diraih oleh PG Barracx, dan 2st runner up diraih oleh Hans Pro Gaming. Sedangkan untuk PUBG, Victime Rise meraih Champion PUBG, 1st runner up diraih oleh Victim Reality, dan 2st  runner up diraih oleh SPCE.

Victim Rise, Champion PUBG Predator League 2020 berlatih selama lima hari untuk bertanding di Final Indonesia Predator League 2020. “Yang kami lakukan berkat kerja keras dan doa” ujar salah satu diatara mereka ketika ditanya tips bisa menjuarai Predator League 2020.

Maraknya game pada anak milenial tak dapat dipungkiri membuat banyak orang tua khawatir. Victim Rise menyarankan agar anak muda yang ingin menekuni dunia game untuk bisa menentukan prioritas dan mengatur waktu sebaiknya mungkin. “Kalau Cuma main kecanduan tapi tidak ada hasil, lebih baik berhenti. Gak usah,” ujarnya menyikapi banyak anak muda yang kecanduan. Tetapi, mereka menyarankan agar anak muda yang kecanduan dapat membuktikan kepada orang tua bahwa game bukan hal yang sia-sia. “Buktiin aja ke orang tua kalau game memberikan manfaat. Contohnya adalah yang dilakukan oleh Acer di Predator League 2020,” jawabnya.

Salah satu game changer yang dilakukan Acer di acara Predator League 2020 tahun ini adalah dengan memfasilitasi beasiswa belajar bagi para pemenang Indonesia peringkat 1 sampai dengan 4. Acer berharap Predator League tidak saja menjadi platform gamers bisa berlaga dalam jenjang professional eSports skala internasional, tapi bermain games pun juga dapat membuka jalan pilihan profesi untuk persiapan masa depan mereka yang lebih baik.

Disinggung mengenai beasisiwa yang diperoleh, BOOM Esport masih belum tahu profesi apa yang nantinya akan mereka geluti dikarenakan belum ada informasi lebih lanjut mengenai mekanisme beasiswa tersebut. “Kalau untuk profesi yang akan kami pilih hmm masih bingung juga ya. Karena saya sudah kuliah,” ujar salah satu diantara mereka. Namun ia menambahkan profesi yang akan dipilih mungkin tidak akan jauh dari IT. (Mila.Foto:Mila)