Jakarta,gpriority.co.id-Guys pernah gak sih Anda mengalami rasa cemas, marah dan khawatir saat menghadapi suatu hal? Hmm. Pasti rasanya enggak enak bukan, karena kita menjadi sasaran kemarahan orang sekitar lantaran dianggap salah dalam mengambil keputusan.
Tak hanya itu, tiga perasaan tersebut juga berdampak buruk pada kesehatan kita, karena pikiran menjadi lebih mudah stres yang berakibat pada penuaan dini, stroke dan penyakit lainnya.
Untuk itulah kita harus berubah menjadi orang tenang. Caranya bagaimana? Simak ulasannya dibawah ini.
1.Tanamkan pada diri bertindak gegabah tidak baik
Pahami bahwa tindakan gegabah Anda tidak akan memberikan suatu manfaat berarti. Kepanikan yang Anda ekspresikan tak akan membuat sebuah masalah terselesaikan. Dan kemarahan yang Anda keluarkan tak akan menyebabkan situasinya menjadi tenang.
Sebaliknya, bila Anda tenang, maka masalah dan konflik yang terjadi bisa terselesaikan lebih baik. Sebab tatkala kepala kita dingin, ucapan dan keputusan kita akan lebih masuk akal.
Tanamkanlah pandangan tersebut di kepala Anda. Dengan demikian, Anda bisa belajar menjadi pribadi yang tenang di kemudian hari.
2.Kendalikan emosi dalam semua situasi
Belajarlah mengendalikan emosi Anda dalam berbagai situasi. Ketika marah, tarik nafas dalam-dalam dan cari tempat yang tenang. Ketika sedang panik, duduklah dan pikirkan solusi yang bisa diambil.
Perlu dipahami bahwa setiap orang pada dasarnya memiliki emosi. Hanya saja, ada orang yang bisa menjadi tuan atas emosinya, namun ada juga yang justru menjadi budak atas emosinya.
Ketika Anda hanya menuruti emosi, tentu Anda hanya menjadi budak atas hal tersebut. Anda n akan mudah gugup, panik, marah, dan sedih karena beberapa hal yang mungkin sepele.
3.Hindari menjadi orang yang perfeksionis
Tak sedikit orang yang punya sifat grasa-grusu pada dasarnya memiliki kepribadian yang perfeksionis. Ada sedikit saja yang tidak sesuai dengan standar mereka, mereka akan panik dan khawatir. Ketika melihat orang lain berperilaku tidak semestinya, mereka akan kecewa dan marah.
Berharap segala sesuatunya berjalan baik memang tidak salah. Namun, bila kita terlalu terobsesi, maka kita sendiri yang akan dirugikan.
Karena itu, cobalah mengurangi sifat perfeksionis itu. Turunkan standar Anda dan terimalah bahwa sesuatu tak harus berjalan sesuai dengan ekspektasi kita.
4.Perhitungkan resiko yang diterima
Daripada bertindak menurut emosi, belajarlah mengambil tindakan menurut untung rugi. Misalnya, Anda adalah seorang karyawan baru di sebuah kantor. Seorang senior di kantor tersebut sering kali menyepelekan kemampuan Anda.
Hati Anda sakit diperlakukan seperti itu. Tapi di sisi lain, Anda harus ikut membayar hutang orang tua yang jumlahnya besar. Bila Anda sekadar menuruti kata hati, Anda mungkin akan langsung resign.
Pikiran Anda memang akan tenang sesaat. Namun, lantas apa? Bukankah hutang orang tua Anda belum terbayarkan? Daripada resign, Anda sebaiknya mengatasi si senior tersebut. Sebab bagaimanapun juga, Anda butuh pekerjaan itu untuk membantu orangtua.
5.Tawakal kepada Tuhan
Apabila Anda orang yang religius, Anda bisa mengatur mindset agar menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Mindset seperti ini bukan berarti mindset mudah menyerah.
Usaha tentu harus tetap dilakukan. Hanya saja, kita tidak ngotot bahwa segala jenis usaha harus berhasil.
Kita harus memahami bahwa segala sesuatu ada prosesnya. Dan bahwa setiap apa yang terjadi sudah merupakan kehendak yang kuasa. Dengan cara berpikir seperti ini, pikiran kita akan lebih tenang dan tidak tergesa-gesa.
6.Lebih Empatik
Salah satu cara untuk menjadi pribadi yang tenang adalah dengan belajar lebih empatik. Ini penting terutama bila ketidaktenangan Anda berwujud kemarahan yang meledak-ledak pada orang lain.
Bila Anda sedikit-sedikit kecewa dan emosi dengan pihak lain, ada indikasi bahwa Anda kurang bisa memahami orang lain. Sehingga Anda mengukur segalanya dari perspektif Anda sendiri.
Misalnya, Anda dibesarkan di keluarga yang cukup berada dan mendapatkan beasiswa hingga ke luar negeri. Saat menjadi dosen, Anda dikenal keras pada anak-anak yang Anda anggap bodoh.
Padahal mahasiswa yang bodoh tersebut barangkali menjadi demikian karena kurang beruntung secara ekonomi dan support keluarga.
Bila Anda mau berempati, yaitu dengan menempatkan diri Anda di posisi orang lain, Anda pasti bisa lebih toleran. Anda juga akan lebih menghargai mereka yang kurang sukses dalam kehidupan ini.
Dan sebagai imbalannya, Anda akan lebih dicintai oleh orang-orang di sekitar. Super sekali, bukan?
7.Kurangi konsumsi makanan dan minuman penyebab emosi
Konsumsi makanan dan minuman tertentu bisa menyebabkan emosi kita lebih labil. Misalnya saja alkohol dan minuman yang mengandung kafein tinggi.
Oleh karenanya, apabila Anda dalam proses menjadi pribadi yang tenang, kurangilah konsumsi tersebut.Sebab suka tak suka, kondisi diri kita memang dipengaruhi apa yang kita makan. Di dalam tubuh, makanan akan diproses dalam sistem pencernaan. Zat-zat makanan akan digunakan untuk produksi atau memicu hormon-hormon tertentu.
Kafein, misalnya, zat ini bisa memicu sekresi adrenalin yang membuat jantung seseorang lebih berdegup dan pikiran lebih was-was. Alhasil, konsumsi kafein yang berlebihan secara terus-menerus cenderung membuat seseorang kurang tenang dalam berbagai situasi.
8.Jangan ambil keputusaan saat Emosi
Ketidaktenangan kita paling sering menyebabkan masalah saat kita harus mengambil suatu keputusan. Dengan kepala yang bergemuruh karena khawatir atau karena amarah, kita mengambil sikap yang tergesa-gesa.
Karena itulah, bila sadar kita punya tendensi seperti ini, kita harus menunda mengambil keputusan ketika kepala masih panas. Coba, tenangkan diri dulu.
Setelah itu, baru ambil keputusan dengan bijak. Lama-lama, Anda pasti bisa mengambil keputusan dengan lebih cepat tapi dengan kepala dan hati yang lebih dingin.
Bagaimana bila keputusannya harus segera diambil? Dalam situasi tersebut, Anda perlu meminta bantuan orang yang Anda percaya.
Mintalah sahabat atau saudara Anda untuk ikut mendiskusikan keputusan itu. Jadi, Anda tidak salah langkah di kemudian hari.
9.Atasi Trauma di Masa Lalu
Banyak orang yang memiliki tendensi mudah khawatir dan panik disebabkan karena trauma di masa lalu. Ada yang dulu pernah kerampokan, diselingkuhi pasangan, hingga mengalami kecelakaan yang parah.
Kejadian-kejadian seperti itu bisa membuat seseorang ketakutan di alam bawah sadarnya dalam waktu sangat lama. Jadi, bila kondisinya demikian, Anda sebaiknya mengobati trauma itu dulu.
Silakan bicarakan masalah ini dengan orang terdekat. Apabila diperlukan, jangan ragu ke psikolog atau psikiater. Dengan demikian, Anda akan bisa move on dari kejadian traumatis tersebut dan bisa menjadi sosok yang lebih stabil dan tenang.
10.Terapkan Pola Hidup yang Sehat
Selain menghindari konsumsi kafein hingga alkohol, untuk menenangkan pikiran, kita juga perlu menerapkan pola hidup yang sehat.
Makanlah makanan yang segar dan mengandung banyak sayur. Kurangilah gula dan makanan junk food yang mengandung minyak berlebih.
Selebihnya, rutinlah berolahraga yang sesuai kondisi tubuh. Misalnya, jalan-jalan untuk orang tua dan jogging untuk anak muda.
Jangan lupa, istirahat yang cukup minimal 6 jam per hari. Dengan pola hidup seperti ini, tubuh Anda akan lebih segar sehingga pikiran juga lebih tenang.
Itulah 10 langkah yang bisa Anda terapkan agar bisa tenang dalam menghadapi berbagai situasi. Selamat mencoba.(Hs.Foto.Istimewa)