Penulis: Aflaha Rizal Bahtiar | Editor: Lina F | Foto: Kemenparekraf
Jakarta, GPriority.co.id— Dalam pelaksanaan KTT ke-43 ASEAN di Jakarta mendatang, akan menghasilan ASEAN Concord IV. Hal itu disampaikan oleh Direktur Kerja Sama Politik dan Keamanan ASEAN, Kementerian Luar Negeri, Rolliansyah Soemirat di Jakarta, Kamis (31/8).
“Salah satu yang terpenting dari hasil KTT ke-43 adalah ASEAN Concord IV yang saat ini sedang dibahas,” ungkapnya melalui keterangan Kemenparekraf.
Tentunya, Indonesia akan menyiapkan visi ASEAN 2045 di masa keketuaannya melalui program piagam.
“Indonesia akan memberikan panduan bagi ASEAN melalui ASEAN Concord IV, yang menjadi visi baru untuk ASEAN pascca-2025,” tuturnya.
Para Menteri Luar Negeri ASEAN juga sepakat untuk mulai membahas panduan tersebut. Diharapkan, draf terakhir akan disampaikan saat KTT ke-43 yang akan berlangsung pada 5-7 September untuk mendapatkan persetujuan para pemimpin ASEAN.
Perlu diketahui bahwa ASEAN telah menghasilkan dua dekralasi yang dikenal sebagai Bali Concord I paada 1976 dan Bali Concord I pada 2003.
Bali Concord I merupakan Treaty of Amity and Cooperation (TAC) yang mengatur pola perilaku antarnegara anggota untuk mengedepankan cara-cara damai dalam menyelesaikan sengketa di antara mereka, dan mana bukan menggunakan aksi kekerasan.
Pada 2003 sebelumnya, lahir Bali Concord II yang merupakan kesepakatan ASEAN untuk membangun komunitas berdasarkan pilar poitik dan keamanan, pilar ekonomi, dan pilar sosial budaya.
Dekralasi tersebut menghasilkan ASEAN Charter yang mengukuhkan perhimpunan sebagai organisasi berbasis aturan sekaligus cikal bakal bagi pembentukan Komunitas ASEAN.
Sedangkan KTT ASEAN 2011 di Nusa Dua menghasilkan Bali Declaration on ASEAN Community in a Global Community of Nations, yang disebut sebagai Bali Concord III.
Sisi lain, Rolliansyah menegaskan bahwa isu Myanmar akan dibahas secara terukur dalam KTT Ke-43 ASEAN. Bagaimana pun, ASEAN ingin membantu warga di Myanmar agar bisa menjalani kehidupan secara normal.
“ASEAN memperhatikan dinamika di Myanmar dengan tetap menghargai kedaulatan mereka,” ujarnya.