Kaum Milenial, Sudah Kantongi Soft Skill Ini?

Kaum milenial merupakan kaum yang diselimuti dengan kecanggihan teknologi dan dipenuhi hasrat untuk bersaing, baik itu dalam dunia kerja maupun dikehidupan sehari-hari. Kaum muda yang berada di usia produktif kisaran umur 25 hingga 40 tahun ini, disinyalir lebih jeli dalam melihat suatu peluang, terutama bisnis dengan konsep yang lebih inovatif.

Meskipun generasi milenial mengalami transisi dari segala hal yang bersifat analog ke digital, hal ini tidak menghalagi kaum milenial untuk terus berkarya dan berkembang dengan meng-upgrade kemampuannya, baik itu hard skill maupun soft skill. Hard skill merupakan kemampuan yang dapat diukur, diuji, dan dievaluasi dan bisa kita pelajari di sekolah maupun tempat kursus. Sedangkan soft skill adalah kepribadian, kemampuan komunikasi personal yang dibutuhkan untuk menunjang dan memberikan performa terbaik dalam sebuah pekerjaan.

Lalu apa saja sih soft skill yang dibutuhkan dan yang harus dimiliki kaum milenial?

1. Komunikasi yang Baik
Dalam berkomunikasi, sangat penting bagi kita memberikan informasi yang dapat dimengerti, berguna, dan menarik bagi orang lain. Komunikasi yang jelas akan membuat orang lain memperhatikan dan menghargai apa yang kita bicarakan. Salah satu komunikasi yang baik itu efektif, tidak bertele-tele, cepat, tepat, lugas dan dapat dimengerti oleh lawan bicara kita.

Selain berbicara, komunikasi yang baik juga juga dapat dinilai pada saat kita mendengarkan dengan baik ketika orang lain berbicara. Kita akan paham tentang apa yang mereka inginkan dan motivasi mereka melakukan hal-hal tertentu, sehingga kita dapat menyesuaikan diri dan bekerjasama dengan mereka.

2. Kreatif
Kreativitas adalah kemampuan menciptakan hal baru baik itu benar-benar baru ataupun ide yang dikembangkan dari berbagai aspek menjadi suatu yang baru dan berguna bagi banyak orang. Kreativitas akan memunculkan inovasi, yaitu kemampuan untuk memperbaharui hal-hal yang telah ada. Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mengasah kreativitas diantaranya membaca buku, bersosialisasi, menonton berita/youtube, traveling, dan masih banyak lagi.

3. Berfikir kritis
Dalam kehidupan sehari-hari pastinya kita akan menghadapi suatu permasalahan, pilihan, kesimpulan, dan lain-lain. Dalam hal tersebut, diperlukan pemikiran yang matang dan kritis agar tidak mengambil keputusan yang salah, keliru maupun merugikan orang lain. Kemampuan berpikir kritis digunakan untuk melihat segala sesuatu lebih jernih dan rasional.

Inilah yang dibutuhkan dalam dunia kerja, tidak gegabah dalam menghadapi suatu permasalahan dan dapat menemukan solusi yang paling mudah. Biasakan diri untuk mengenali masalah dan menganalisa situasi berdasarkan data-data yang ada.

4. Berfikir Terbuka
Untuk mencapai pemikiran kritis dan rasional, kita juga harus memiliki fikiran yang terbuka. Berfikir terbuka adalah karakteristik yang melibatkan penerimaan terhadap beragam ide, argumen, dan informasi. Orang dengan fikiran terbuka juga mau menampung dan mendengarkan opini dari sudut pandang orang lain yang berbeda dan tidak sesuai dengan pemikiran kita.

5. Kerjasama dengan Tim
Sebagai makhluk sosial, bekerjasama dengan orang lain sangat penting untuk mencapai kesuksesan dibandingkan bekerja sendiri. Apapun posisi yang kita miliki di perusahaan ataupun masyarakat, kita harus bisa bekerjasama dengan orang lain. Bekerja di dalam tim akan melatih kemampuan komunikasi, adaptasi, hingga daya saing.

Cara mudah untuk memulainya adalah ikut komunitas atau bergabung dengan organisasi di kampus atau di lingkungan masyarakat. Jika kita terbiasa bersosilisasi dengan banyak orang, lambat laun kita akan memahami dan mengerti pentingnya kerjasama dengan orang lain. Jadi saat memasuk dunia kerja, kita akan terbiasa dengan berbagai dinamika dalam kerja tim.

6. Optimis
Sikap optimis biasanya dibarengi dengan fikiran postif yang selalu memandang jauh kedepan, dipenuni rasa semangat, dan pantang menyerah. Kegagalan adalah hal yang biasa terjadi dalam kehidupan, yang menjadi permasalahan adalah bagaiamana cara kita menghadapi kegagalan tersebut.

Orang yang optimis pasti akan menghadapi masalah dengan penuh percata diri bahwa dia bisa dan bangkit dengan segala pemikiran postifnya. Tidak perduli dengan masalah yang datang silih berganti, orang yang optimis pasti akan mencari cara dengan berfikir terbuka, kritis, dan kreatif dalam segala situasi.

7. Menerima Diri Sendiri
Berdamai dengan diri sendiri memang tidak semudah yang difikirkan, terkadang ada saatnya kita berkecil hati ketika melihat “goals” orang lain. Kita jangan larut dalam rasa pesimis, jadikanlah keberhasilan orang lain menjadi motivasi untuk bangkit diikuti dengan rasa percaya pada kemampuan diri.

Menerima dan menghargai diri sendiri menjadi salah satu aspek yang sangat penting. Percaya dan kenali kemampuan yang kita miliki baik itu kelebihan atau kekurangan. Bagaimana cara kita mempertahankan dan meningkatkan kelebihan yang kita miliki dibarengi dengan memperbaiki kekurangan. Mulailah bekerja sama dengan diri sendiri dalam misi menjadi orang sukses. Dan satu hal lagi cintailah diri kita apa adanya tanpa harus pusing dengan komentar orang lain.

8. Membangun Jaringan (Networking)
Networking adalah bagaimana kita bisa menjalin dan membina hubungan bersama orang lain dan mempertahankan hubungan tersebut. Membina hubungan yang tepat akan membantu seseorang untuk memperoleh jenjang karir yang jauh lebih baik. Ketika networking kita luas, maka kita dapat membuka banyak kesempatan serta peluang yang datang. Maka dari itu jangan pilih-pilih dalam bergaul, karena siapa tahu orang yang tidak kita sukai ternyata memberikan networking yang baik. (Dwi)