Guna mengantisipasi penyebaran Covid-19, Galeri Nasional Indonesia (GNI) pada bulan maret 2020, memutuskan untuk tidak menggelar pameran temporer secara luring (offline). Namun begitu pemerintah pusat mengumumkan new normal dan Pemerintah DKI merubah status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total menjadi PSBB transisi, GNI kembali menyajikannya.
Untuk bulan oktober ini, GNI menyuguhkan sebuah pameran imersif yang mengangkat karya maestro seni lukis Indonesia, Affandi.
Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid saat membuka Pameran Imersif Affandi bertajuk “Alam,Ruang, Manusia” pada Senin malam (26/10/2020) melalui aplikasi zoom mengatakan, yang melatarbelakangi Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang diwakili GNI mengangkat Affandi untuk pameran temporer secara luring pada 27 Oktober hingga 25 November di Gedung A adalah Affandi merupakan tokoh perupa penting dan berpengaruh dalam perkembangan seni rupa modern Indonesia. Ia kerap disebut sebagai representasi seni rupa modern Indonesia di kancah seni rupa internasional. Affandi telah melakoni perjalanan artistik yang panjang. Ia berkarya dan berpameran di seputar Bandung, Jakarta, Yogyakarta, dan Bali, juga lintas benua dengan berkeliling India, negara-negara di Eropa dan Amerika. Ia aktif terlibat dalam perhelatan seni rupa bergengsi internasional seperti Sao Paolo Biennale, Venice Biennale, dan World Expo ‘70 Osaka. Teknik melukisnya yang unik yaitu plototan atau menuangkan langsung cat minyak dari tube ke atas kanvas kemudian melukis menggunakan jari-jari tangan, mencuri perhatian para kritikus Barat. “ Karena itulah saya sangat mengapresiasi sekali GNI, karena membuka pameran temporer secara luring untuk pertama kalinya pasca pandemi dengan karya Afandi,” ucap Hilmar Farid.
kurator pameran sekaligus kurator GNI Bayu Genia Krishbie menambahkan, “ Kenapa harus Affandi? Karena ketika melihat kembali Affandi melalui karya-karyanya, kita dihadapkan pada kekayaan khazanah visual dari sosok pembaharu seni lukis Indonesia yang juga turut berperan dalam dinamika kebudayaan nasional. Bercermin pada filosofi hidupnya yang dikenal dengan simbolisme “matahari, tangan, dan kaki”, kisah Affandi adalah kisah tentang daya hidup, kerja keras, dan terus melangkah maju. Suatu inspirasi yang kita butuhkan guna memulihkan diri dari situasi pandemi.”
Untuk karya Afandi yang dipamerkan Bayu mengatakan ada 98 lukisan yang di sajikan dalam proyeksi gambar bergerak (video mapping projection) dengan iringan musik dan suara yang menyuguhkan pengalaman imersif pengunjung dalam memasuki dunia lukisan Affandi. Tak hanya itu, GNI juga akan memamerkan 15 lukisan Affandi koleksi GNI yang merepresentasikan perjalanan artistiknya dari periode 1940-an sampai dengan 1970-an.
“ Koleksi GNI tersebut memiliki beragam tema, mulai dari potret diri, potret keluarga, aktivitas manusia, lanskapalam, serta dunia flora dan fauna. Karya-karya Affan dikoleksi GNI dikumpulkan dari tiga satuan kerja di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, seiring dengan didirikannya GNI pada tahun 1998. Adapun ketiga lembaga tersebut adalah Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan (Proyek Wisma Seni Nasional), Bagian Kesenian (Direktorat Kesenian), dan Museum Nasional,” ucap Bayu.
Selain itu, di dalam pameran imersif juga disajikan lini masa perjalanan hidup Affandi dari lahir hingga akhir hayatnya, terutama yang terkait dengan peristiwa dan pencapaian penting yang merekam perjalanan keseniannya.
Kepala Galeri Nasional Indonesia, Pustanto berharap pameran ini mampu mengenalkan lebih dekat sosok Affandi sebagai maestro seni lukis Indonesia sekaligus tokoh yang pantang menyerah kepada masyarakat Indonesia terutama generasi muda, “Tidak hanya ketokohannya, karya-karya Affandi yang luar biasa juga dapat menjadi inspirasi bagi banyak seniman, bahkan lintas seni, juga bagi masyarakat luas untuk terus berkarya. Selain itu, sajian video mapping projection dalam pameran ini merupakan wujud eksplorasi media untuk menampilkan kembali karya-karya maestro seni lukis Indonesia. Semoga dengan adanya pameran ini, akan ada lebih banyak lagi pihak-pihak yang berinovasi dalam eksplorasi media sehingga dapat menyajikan karya-karya seni rupa dalams uguhan yang menarik, kekinian,sekaligus informatif dan edukatif,” ucap Pustanto.
Pustanto juga berharap, pameran luring pertama Galeri Nasional Indonesia sejak masa pandemi Covid-19 ini dapat berjalan dengan lancar dan memuaskan semua pihak. “Pameran ini menjadi bukti semangat dan kerja keras bagi siapa saja yang terlibat, baik bagi pihak yang mempersiapkan pameran maupun publik yang mengapresiasi, untuk terus melangkah maju dalam kondisi yang sulit sekalipun,” pungkas Pustanto.
Nah bagi Anda yang ingin melihat pameran tersebut, bisa melakukan registrasi di laman pkn.id sebelum berkunjung ke Galeri Nasional Indonesia. Demi kenyamanan pengunjung, pameran dijadwalkan dalam enam sesi, mulai pukul 10.00 hingga 17.00 WIB. Durasi masing-masing sesi adalah satu jam, dengan maksimal kapasitas pengunjung dua puluh orang untuk setiap sesinya.(Hs.Foto.Dok.GNI)