Penulis: Aflaha Rizal Bahtiar | Editor: Dimas A Putra | Foto: Youtube/MoFA Indonesia
Jeddah, GPriority.co.id— Peristiwa yang menewaskan lebih dari 500 orang di RS Al-Ahli Baptist di Gaza telah menimbulkan penderitaan atas peperangan yang terjadi. Peristiwa ini juga dibahas oleh Kementerian Luar Negeri pada saat kunjungan di Belt and Road Forum di Beijng.
Menlu Retno Marsudi mengatakan, pesan yang terus disampaikan Indonesia adalah untuk stop eskalasi, fokus pada masalah kemanusiaan, dan selesaikan akar masalah sesuai parameter internasional yang telah disepakati.
Sebagaimana lewat keterangan dari Kementerian Luar Negeri RI, dalam Pertemuan Luar Biasa Tingkat Menteri Luar Negeri OKI, Indonesia telah sampaikan kecaman keras atas serangan Israel terhadap rumah sakit.
“Permintaan Israel untuk mengosongkan 22 rumah sakit di Gaza adalah sebuah tindakan yang tidak manusasi, dan bertentangan dengan hukum humaniter internasional,” ungkapnya, Rabu (18/10).
Terdapat tiga hal yang disampaikan Menlu terhadap aksi kejadian di rumah sakit tersebut.
Pertama, hentikan kekerasan segera. OKI harus mengerahkan segala upaya dalam mendesak dan dilakukannya gencatan senjata sesegra mungkin.
“Mengingat DK PBB tidak mampu menjalankan fungsinya, maka untuk mendapatkan dukungan internasonal yang kuat OKI harus mendesak SMU PBB untuk mengadakan emergency session,” tegas Menlu.
Kedua, memastikan kelancaran dan keselamatan pengiriman bantuan kemanusiaan. Menlu RI mengatakan, dengan memblokade akses listrik, air, BBM, serta menghukum warga sipil sangat bertentangan dengan hukum internasional.
“OKI harus mendesak semua pihak yang relevan untuk membuat humanitarian corridor di Gaza dan memastikan hukum humaniter internasional dihormati,” ungkap Menlu RI.
Ketiga, mengatasi akar konflik. Perdamaian abadi, lanjut Menlu, tidak akan tercapai tanpa terpenuhinya hak bangsa Palestina.
“OKI harus mendesak dilanjutkannya proses perdamaian yang berarti untuk mencapai two-state solution sebagai satu-ssatunya jalan,” pungkasnya.