Penulis : Haris Sunandar | Editor : Lina F | Foto : Haris Sunandar
Dalam rangka memperkuat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), Diskominfo Statistik dan Persandian Kutai Timur (Kutim) melakukan audiensi ke Jakarta Smart City (JSC), Icon+ dan Bappenas.
Dijelaskan oleh Kepala Diskominfo Statistik dan Persandian (Staper) Ery Mulyadi yang ditemui di Jakarta, kunjungan ke JSC pada Selasa (23/5) dan Icon+ Rabu (24/5) merupakan salah satu rangkaian dari pelatihan digital leadership.
Kadiskominfo Staper Ery Mulyadi mengatakan, Smart City di Jakarta perkembangan sangat maju.
“Namun untuk Smart City sudah banyak hal telah dilakukan Diskominfo Perstik Kutim dalam penerapannya, seperti dashboard untuk pimpinan. Sehingga ketika pimpinan meminta data tidak perlu meminta kepada perangkat daerah tinggal mengaksesnya,” kata Ery Mulyadi.
Untuk Icon+, Kadiskominfo Staper Ery Mulyadi menjelaskan Kutim mendapatkan bantuan bantuan 7 titik jaringan FO (Fiber Optik) dari Icon+.
“Ini dibiayai oleh sumber dana APBD 1. Tentu saja dengan adanya kemitraan ini, kami berharap bagaimana mereka bisa melakukan pengembangan infrastruktur yang ada di daerah kami, sehingga dengan adanya infrastruktur TIK yang memadai, diharapkan pelayanan dan peningkatan pelayanan masyarakat dalam transformasi digital bisa terealisasi,” ucap Kadiskominfo Perstik Ery Mulyadi.
Sementara kunjungan ke Satu Data Indonesia Bappenas terkait masalah integrasi portal.
Dijelaskan oleh Dicky Rahardiantoro, Manager Perencanaan, Analisa dan Pemanfaatan Data Sekretariat Satu Data Indonesia (SDI), Bappenas, ada beberapa agenda yang dibahas.
Yang pertama terkait dengan perencanaan data. “Yang dimana disana ada data prioritas, data-data yang disediakan otonomi daerah,” jelas Dicky.
Kedua mengenai integrasi portal. “Mengenai integrasi portal, kami melihat Kutim sudah terintegrasi ke SDI. Hanya saja ada mekanisme tertentu yang akan kami update sehingga diharapkan proses integrasi lebih baik,” kata Dicky.
Mengenai berapa lama proses integrasi berlangsung, Dicky menjelaskan tidak membutuhkan waktu yang lama, hanya membutuhkan dari kesiapan sisi teknologi.
Menambahkan ucapan Dicky, Diar Fauzi Wiranata RA selaku Kabid Aptika Diskominfo Staper Kutim menjelaskan bahwa Kutai Timur merupakan pionir SDI di Kalimantan Timur. “Sebagai pionir kami sudah menyediakan juklak untuk integrasi ke dalam portal SDI. Dan menjadi rujukan utama untuk melakukan upaya integrasi tersebut,” ucapnya.
Mengenai kekurangan yang dijelaskan oleh Dicky akan segera ditindaklanjuti.
“Tahapan-tahapan yang dijelaskan Manajer SDI menjadi landasan bagi kami untuk menyelesaikannya. Data-data bidang statistik akan dikerjakan oleh bidang aptika,” tegas pria yang akrab disapa Diar.