Menteri PANRB Ajak Insan Kemendag Perkuat Penerapan Reformasi Birokrasi Tematik

Jakarta, GPriority.co.id – Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas mengajak seluruh insan Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk dapat bahu membahu implementasikan reformasi birokrasi tematik.

Hal tersebut disampaikan saat mengisi Rapat Kerja Kementerian Perdagangan secara daring, Selasa (20/2).

“Peran Kementerian Perdagangan dalam implementasi reformasi birokrasi tematik perlu didorong untuk menjadi lebih baik. Misalnya dengan revitalisasi pasar rakyat. Tidak perlu secara besar-besaran, yang penting memberikan dampak bagi masyarakat banyak,” ujar Menteri Anas.

Anas mengatakan melalui revitalisasi pasar rakyat, maka Kemendag telah berkontribusi dalam penerapan reformasi birokrasi tematik, khususnya dalam fokus pengentasan kemiskinan. Revitalisasi pasar rakyat, lanjutnya, dapat meningkatkan omset pedagang pasar dengan membangun atau pun revitalisasi pasar.

Selain itu, Anas menuturkan Kemendag juga dapat mendorong pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) via perdagangan melalui sistem elektronik (PMSE) melalui peningkatan e-commerce dan marketplace.

Dalam fokus reformasi birokrasi tematik peningkatan investasi, terdapat potensi dalam bursa Crude Palm Oil (CPO). Indonesia memiliki potensi untuk dapat menetapkan acuan harga CPO global untuk menggantikan Belanda dan Malaysia.

“Dengan mengimplementasikan reformasi birokrasi tematik dalam ranah perdagangan, Kemendag juga sekaligus melakukan pembangunan perdagangan yang ekspansif,” kata Anas.

Menteri Anas juga kembali mengingatkan jajaran Kemendag akan pentingnya reformasi birokrasi. Ibarat kendaraan, reformasi birokrasi adalah mesinnya.

“Mobil boleh tua, tapi kalau mesinnya dalam kondisi prima, maka jalannya mesin dan kecepatannya akan terjaga menuju tujuan yang dicita-citakan. Reformasi birokrasi ini juga merupakan kunci untuk mengakselerasi program prioritas Presiden agar bisa sampai ke tengah-tengah masyarakat,” ucapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Anas juga menyampaikan beberapa tren dan isu strategis dalam perdagangan global yang sedang berkembang dan patut untuk dicermati bersama. Pertama adalah terkait green economy, dimana aktivitas perdagangan harus dapat meminimalisir penggunaan emisi karbon agar tidak berdampak negatif pada kelestarian lingkungan.

Kedua, supply chain shifting sebagai proses penting dalam industri yang optimal dapat menekan biaya produksi yang lebih rendah dan menghasilkan siklus produksi yang lebih cepat. Ketiga, tekanan geopolitik yang berdampak pada kenaikan suku bunga, inflasi tinggi, dan terjadinya kekurangan pasokan energi. Kemudian, digitalisasi dalam perdagangan global yang akan mengubah proses menjadi digital sehingga memudahkan proses bisnis serta meningkatan akuntabilitas dalam supply chains.

Selanjutnya, isu terkait global fragmentation. “Isu ini membuat terjadinya peningkatan tajam dalam pembatasan komersial, baik ke dalam maupun ke luar. Ini justru dapat melemahkan kerja sama yang diperlukan untuk melindungi negara dalam menghadapi tantangan global,” lanjut Menteri Anas.

Terakhir adalah protectionism. Beberapa negara telah mengadopsi kebijakan proteksionisme dengan membatasi impor dan memberikan subsidi kepada industri dalam negeri. Hal ini patut diwaspadai, karena kebijakan proteksionisme dapat mengganggu pasar global dan menciptakan ketidaksetaraan dalam perdagangan.

“Menyikapi hal ini, Kementerian Perdagangan perlu melakukan mitigasi risiko terhadap dinamika yang sedang berkembang saat ini di kancah global,” jelasnya.

Foto: Humas PANRB