Jakarta, GPriority.co.id – King Faisal Specialist Hospital & Research Centre (KFSHRC), salah satu rumah sakit (RS) di Arab Saudi, untuk pertama kalinya berhasil melakukan transplantasi jantung dengan menggunakan bantuan robot.
Dilaporkan jika pencapaian tersebut adalah pertama kalinya di dunia. KSFHRC berhasil melakukan operasi transplantasi jantung dengan robot untuk pasien berusia 16 tahun, dengan kondisi gagal jantung stadium akhir.
Prosedur transplantasi jantung dengan bantuan robot tersebut berlangsung selama dua setengah jam, dan dipimpin oleh ahli bedah jantung asal Arab Saudi, Dr. Feras Khaliel, seperti dilansir dari situs resminya.
Keberhasilan ini juga menandai terobosan signifikan dalam operasi jantung. Tim dokter tersebut secara cermat merencanakan dan melatih pendekatan inovatif tersebut. Hingga pasien transplantasi jantung pun membutuhkan waktu pemulihan yang lebih singkat dan lebih sedikit mengalami kompilkasi.
Pencapaian ini juga menyoroti kepemimpinan Arab Saudi dalam bidang perawatan kesehatan dan sejalan dengan tujuan visi 2030 negara tersebut.
KFSHRC diakui atas komitmennya terhadap inovasi medi dan menduduki peringkat sebagai pusat medis akademis terbaik di Timur Tengah, dan ke-20 secara global.
Hal serupa juga terjadi di sebuah rumah sakit di China. Dr. Luo Qingquan, melakukan operasi tumor paru-paru jarak jauh menggunakan alat robotic yang dikendalikan dari jarak 3.000 mil (sekitar 4.800 kilometer), di Shanghai Chest Hospital. Sementara itu, dilaporkan jika pasiennya berada di Kashgar, Xinjiang.
Shanghai Chest Hospital resmi menjadi pelopor bedah dengan bantuan robot di Tiongkok, China. Dunia juga menyoroti tentang bagaimana teknologi tersebut dapat mengatasi kekurangan jumlah dokter spesialis bedah global.
Pada bulan lalu di RS I.G.N.G Ngoerah Bali, juga berhasil melakukan operasi jarak jauh pada seorang pasien di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.
Operasi dilakukan pada pasien yang mengalami kista ginjal. Tim dokter di RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah, Bali melakukan operasi pada pasien tersebut yang berada di Jakarta bersama tim dokter RSCM Kencana. Jarak antara dua lokasi tersebut yaitu kurang lebih 1.200 km.
Direktur RSCM menyoroti ketepatan operasi telerobotik, yang membutuhkan sayatan minimal, sehingga meningkatkan perawatan pasien.
Dengan menggunakan teknologi 5G, hal ini bertujuan untuk mengatasi tantangan geografis dan memberikan akses layanan kesehatan yang lebih baik secara nasional.
Foto : Health Tech Digital