Presiden Prabowo Akan Perbaiki Metode Pembelajaran Matematika

Presiden Prabowo Akan Perbaiki Metode Pembelajaran Matematika

Jakarta, GPriority.co.id – Presiden Prabowo menaruh perhatian penuh terhadap metode pembelajaran matematika pada pendidikan Indonesia.

Hal ini diungkap langsung oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, usai mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Prabowo pada Selasa (22/10) lalu.

Mu’ti mengatakan jika Presiden Prabowo akan fokus pada peningkatan kualitas sains dan teknologi, yang menurutnya dapat tercapai melalui pengembangan dan perbaikan metode pembelajaran matematika.

Terdapat beberapa usulan untuk meningkatkan kualitas metode pembelajaran matematika. Diantaranya, pelajaran matematika mulai diperkenalkan sejak di bangku TK serta mengadakan pelatihan kepada guru-guru MTK di Indonesia.

Sebagai informasi, saat ini tingkat pendidikan di Indonesia masih terbilang rendah. Jika dilihat dari data skor PISA tahun 2022, Indonesia menduduki peringkat ke-69 dari 81 negara dunia yang kemampuan literasi, matematika, serta sainsnya belum mumpuni.

Jika dirinci lagi, kemampuan matematika Indonesia berada pada peringkat 70 dari 81 negara dunia.

Pembelajaran Calistung Sejak Dini Tuai Pro-Kontra

Pembahasan mengenai calistung (baca, tulis, hitung) sejak dini menjadi topik hangat yang terus dibahas, hingga tuai pro-kontra.

Mereka yang berada di barisan pro, menganggap bahwa hal ini bermanfaat karena lancar calistung menjadi salah satu syarat masuk SD.

Namun bagi mereka yang kontra, belajar calistung sedari dini justru akan berpengaruh negatif pada perkembangan belajar anak ke depannya.

Anak-anak dianggap akan kehilangan minat belajar jika dipaksa belajar calistung sedari dini. Anggapan ini didukung oleh fakta bahwa tak semua anak memiliki kemampuan belajar yang sama.

Menurut Monika Aprianna, Psikolog yang berkecimpung di dunia PAUD, mengatakan bahwa calistung merupakan bentuk literasi dasar yang perlu diperkenalkan kepada anak sejak usia dini.

“Pastinya nggak memaksa, nggak directive, dan akan melibatkan multisensori seperti bergerak, menyentuh, merasakan, dan bergoyang,” jelas Monika.

Monika menambahkan, perkenalan tersebut dapat dilakukan mulai dari logika dasar dan kecintaan terhadap literasi.

Selain itu, metode belajarnya juga dilakukan sambil bermain dan didukung dengan suasana gembira, serta sesuai minat anak.

Satu hal yang harus digarisbawahi, dunia anak identik dengan dunia bermain.

Foto : GPriority/Nindya Farhah Azzahrah