Bali, GPriority.co.id – Presiden Joko Widodo resmi membuka sesi Joint Leaders’ Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multipihak (HLP MSP) dan Forum Indonesia-Afrika (IAF) Ke-2 2024 di Bali, Senin (2/9). Dalam sambutannya, Jokowi menekankan 4 poin dalam mewujudkan pembangunan global.
Menurut Jokowi, saat ini dunia tengah menghadapi sejumlah tantangan global seperti pelambatan ekonomi, tingkat pengangguran dan inflasi yang belum membaik, maupun ketegangan geopolitik yang terus berlanjut yang telah menimbulkan banyak korban jiwa dan mengganggu rantai pasok global.
“Namun yang sangat disayangkan, disaat seperti ini solidaritas internasional justru menurun, semangat multilateralisme semakin dikesampingkan dan fragmentasi semakin melebar. Dan pada akhirnya, negara-negara berkembang adalah yang paling terdampak,” kata Jokowi.
Apalagi, kata dia, hal ini juga dapat menjadi tantangan menuju target SDGs pada tahun 2030.
Untuk itu, Jokowi menekankan perlu adanya arah dan visi baru untuk wujudkan pembangunan yang lebih adil dan inklusif bagi negara-negara berkembang.
Dia menyebut terdapat 4 poin yang medasari itu. Pertama menyangkut pencapaian target SDG harus tetap menjadi fokus utama pembangunan global. Hal ini diselaraskan dengan prioritas pembangunan nasional dan regional termasuk Agenda 2063 Afrika dan didukung Kemitraan Multi-Pihak.
Kedua, lanjutnya, Jokowi mengatakan Indonesia berkomitmen menjadi bagian dari solusi global membela kepentingan Global South sekaligus menjadi bridge builder dalam memperjuangkan kesetaraan, keadilan dan solidaritas dalam mempercepat pencapaian SDG.
“Ini adalah komitmen yang konsisten Indonesia usung sejak Konferensi Asia Afrika 69 tahun yang lalu,” tuturnya.
Lalu ketiga, Indonesia siap bermitra dengan siapapun, utamanya dengan kawasan Afrika sebagai kunci agenda pembangunan global.
“Hasil kemitraan Indonesia-Afrika sejauh ini sangat nyata membawa peningkatan pesat volume perdagangan dan berbagai kesepakatan perjanjian perdagangan. Bahkan, Indonesia-Africa Forum tahun ini telah mencatat kesepakatan bisnis yang nilainya mencapai $3,5 miliar, hampir 6 kali lipat dari IAF pertama di tahun 2018,” ucapunya.
Terakhir, Jokowi menekankan perlunya solidaritas global dihidupkan kembali untuk meningkatkan kerja sama Selatan-Selatan, untuk meningkatkan kerja sama Utara-Selatan.
“Sehingga kita dapat saling melengkapi, dapat saling bahu membahu dalam mengatasi tantangan-tantangan global,” tuturnya memungkasi.
Foto: Dok.Kemlu