GPRIORITY.CO.ID, Kendari — Tiga tahun kepemimpinan Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) H. Ali Mazi, SH. – Dr. H. Lukman Abunawas, SH., MH., M.Si., (Aman) di sektor Pendidikan mampu memberikan pengaruh yang besar di bidang pendidikan ini.
Pasangan berakkronim AMAN ini, banyak melakukan terobosan guna meningkatkan kualitas Pendidikan di bumi anoa mulai dengan peluncuran Program Sultra Cerdas, pembangunan sarana pendidikan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK), hingga guru honorer diangkat menjadi Guru Tidak Tetap dan mendapatkan honor perbulannya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra Drs. Asrun Lio, M.Hum., PhD. mengungkapkan, pasangan AMAN dalam tiga tahun kepemimpinannya sebagai Gubernur Sultra, sangat banyak membantu meningkatkan dunia pendidikan di Sultra. Program Sultra Cerdas misalnya yang memberikan bantuan pendidikan kepada siswa dan mahasiswa diberbagai strata pendidikan, mulai dari jenjang S1, Magister (S2) hingga program doktor (S3).
“Program Sultra Cerdas, sudah terasa di kalangan pelajar dan siswa, seperti bea siswa cerdas, tidak hanya pada siswa yang di Kendari. Tapi mahasiswa Sultra yang menempuh pendidikan di luar Sultra,” terang Drs. Asrun Lio, kepada media belum lama ini.
Dijelaskan, Asrun Lio, bantuan stimulan pendidikan atau bea siswa yang diberikan melalui program Sultra Cerdas itu bervariasi dan diberikan hanya satu kali. Sebelumnya, mahasiswa yang menerima bantuan pendidikan melalui Sultra Cerdas itu, diberikan SK Gubernur lalu uangnya cair melalui rekening mereka. Adapun besaran bea siswa yang diberikan, antara lain ; untuk strata satu (S1) Rp. 7,5 juta, Magister (S2) Rp. 15 juta, dan Doktor (S3) Rp. 30 juta.
“Kami memberikan bea siswa tersebut kepada mahasiswa kita yang punya prestasi dan masing-masing hanya satu kali saja atau satu tahun saja, selanjutnya diberikan pada mahasiswa Sultra lainnya,” jelasnya.
Selain memberikan bea siswa kepada mahasiswa, program Sultra Cerdas, juga melakukan Perluasan akses Pendidikan, seperti membangun Unit Sekolah Baru (USB), dan penambahan ruang kelas baru atau ruang praktek di sekolah melalui DAK.
“Untuk 2020 – 2019 kebawah, program DAK ini dilakukan secara swakelola, namun di tahun 2021, DAK dikerjakan melalui kontraktual. Artinya, ada pihak ke 3 yang melakukan pekerjaan,” ungkapnya.
Selain program fisik dan pengadaan sarana pendidikan, Dikbud Sultra juga memberikan Bea siswa miskin, ini merupakan bentuk perhatian instansi yang dipimpin Asrun Lio untuk meningkatkan mutu pendidikan.
“Pembangunan sarana prasarana, juga berdampak pada peningkatkan mutu pendidikan, begitu juga guru. Pada 2018 rapor mutu pendidikan kita itu berada pada peringkat 4 kebawah di seluruh Indonesia. Namun, berangsur-angsur membaik, di 2019, kita berada di peringkat ke 17. Sekarang belum keluar rapor mutunya namun kita bisa berada di peringkat 10 besar” ungkapnya. (AE/**)