Jakarta,GPriority.co.id-Sabtu (20/10/2022) remaja yang tergabung dalam Save The Children menyuarakan dampak krisis iklim. Suara tersebut dituangkan dalam bentuk spanduk sepanjang 220 meter yang terbentang di pelataran Monas bagian Barat Daya Jakarta.
“Semangat anak-anak dan orang muda masih terus berkobar. Ratusan anak dari 12 negara dan empat benua membentangkan spanduk tersebut menyuarakan dampak krisis iklim,” kata Brand Manager Save The Children Indonesia, Dewi Sri Sumana dalam konferensi pers yang berlangsung di hari yang sama.
Aruna Anggota Child Campaigner Yogyakarta, Save the Children Indonesia mengatakan, “Anak muda sekarang semakin sadar akan tantangan dan risiko dari krisis iklim yang akan dihadapi. Bersiap menghadapi risisko tersebut, kami memilih untuk menjadi agen perubahan. Melalui aksi-aksi yang kami lakukan, seperti membersihkan sampah plastik di bantaran sungai, memilah sampah, tidak menggunakan plastik, menanam pohon bakau, meningkatkan kesadaran anak-anak terhadap pentingnya menjaga lingkungan dengan pentas seni, sampai dengan melakukan advokasi mengenai krisis iklim, kami menunjukkan bahwa kami tidak hanya peduli, tapi juga bertindak secara nyata.”
Di Indonesia, sejak Juli Save the Children berhasil menjaring lebih dari 20,000 suara anak mengenai persepsi mereka tentang dampak krisis iklim yang mereka rasakan. Suara tersebut dipublikasikan melalui berbagai aksi kegiatan yang diinisiasi oleh anak-anak dan orang muda yang tergabung sebagai Child Campaigner Save the Children Indonesia di Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, dan Sulawesi Tengah.(Hs.Foto.Hs)