Tojo Unauna,Gpriority-Mengapa kecanduan internet berbahaya? Jawabannya ada di Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” yang diadakan secara virtual di wilayah Sulawesi dalam hal ini Tojo Unauna, Sulawesi Tengah pada 30 September 2021
Program kali ini dipandu oleh Azizah selaku moderator dan menghadirkan empat narasumber, yang terdiri dari Wakil Ketua Umum Relawan TIK, Eko Prasetya; psikolog di Traditional Games Returns, Jesika Juliana; Founder Sejiwa Foundation, Diena; serta Founder sekaligus CEO Cameo Production dan Cameo Project, Martin Anugrah. Webinar kali ini diikuti oleh 335 peserta dari berbagai kalangan umur dan profesi. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 peserta.
Acara dibuka dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, mengenai pentingnya literasi digital untuk kemajuan bangsa. Adapun yang tampil berikutnya adalah Eko Prasetyo selaku pemateri pertama dengan tema “Jenis-jenis Mesin Pencarian (Search Engine) dan Tips Memilah Informasi dari Mesin Pencarian”. Eko menjelaskan, mesin pencari web bekerja dengan cara menggunakan program yang sering disebut dengan istilah spiders, robots, atau crawlers untuk mencari konten dari seluruh sudut internet. Hasil pencarian dari program ini kemudian digunakan mesin pencari untuk membangun indeks internet. “Ragam mesin pencari, di antaranya Google, Baidu, Yahoo, Bing, dan sebagainya,” pungkasnya.
Sesi dilanjutkan oleh Martin Anugrah yang membawakan tema “Berpikir Bijak sebelum Mengunduh di Internet”. Menurut Martin, etika, moral, dan logika mempengaruhi penilaian mulai dari mana yang baik dan buruk, mana yang boleh dan mana yang dilarang, serta mana yang bijak dan mana yang bodoh. “Hal tersebut juga yang menjadi acuan kita dalam melakukan kritik, saran, serta komentar di media sosial,” kata dia.
Jesika Juliana selaku pemateri ketiga membawakan tema “Kecanduan Internet: Mengelola Budaya Digital yang Produktif”. Pada sesinya, Jesika memaparkan mengapa kecanduan internet dapat berbahaya. Pertama, terdapat perubahan dalam struktur otak, khususnya di bagian perkembangan kognitif dan emosi. Lalu, kemampuan sosial juga dapat menurun dan cenderung lupa dengan lingkungan. Maka dari itu, salah satu cara untuk mencegahnya adalah dengan mengatur jadwal dalam bermain internet. “Penggunaan internet itu bisa baik bisa buruk jadi kita perlu mengatur batasan, satu jam untuk belajar, satu jam untuk bekerja,” tuturnya.
Sesi materi diakhiri oleh Diena Haryana dengan tema “Peran Orangtua dalam Memberi Ajaran tentang Keamanan Internet pada Anak”. Dalam ranah daring, orangtua memiliki banyak peran, salah satunya adalah untuk mengarahkan anak mulai dari mengatur apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan, mengarahkan konten yang boleh diakses oleh anak, serta membuat kesepakatan-kesepakatan yang harus dipatuhi oleh anak dalam penggunaan internet.
Selanjutnya, Azizah selaku moderator memandu sesi tanya jawab yang disambut hangat oleh peserta. Dalam kesempatan tersebut, peserta dipersilahkan mengajukan pertanyaan kepada para narasumber. Sepuluh penanya beruntung berhak mendapatkan hadiah berupa uang elektronik masing-masing senilai Rp100.000 dari panitia.
Salah satu pertanyaan menarik datang dari peserta bernama Syamsudin yang bertanya tentang apa yang dapat dilakukan orangtua agar anak tidak kecanduan internet dan terbuka kepada orangtua. Diena Haryana menjawab, mengenalkan permainan tradisional kepada anak dapat membantu orangtua dalam mendampingi anak dan mencegah anak kecanduan internet. Izinkan anak mengeksplorasi hal-hal di sekitarnya selama lima tahun pertama dan sebaiknya orangtua tidak menggunakan gawai di depan anak karena hal itu dapat menarik perhatian anak.
Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan informatif yang disampaikan narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, bisa mengakses https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.(Hs.Foto.dok.Dyandra)