Kenapa beberapa orang senang mengoleksi lukisan? Karena lukisan menyimpan banyak kisah, mulai dari sejarah pembuatan lukisan, wacana yang diusung seniman pembuatnya, kajian yang dilakukan peneliti, hingga interpretasi yang muncul dari penikmat lukisan tersebut.
Lukisan sebagai komoditi seni bukan hanya sebagai media pengungkapan perasaan dan ekspresi pribadi dari seniman pembuatnya. Namun juga bisa menjadi simbol status sosial seseorang ketika lukisan mengisi salah satu ruang eksekutifnya. Lukisan juga telah sejak lama menjadi sebuah investasi.
Di samping itu, lukisan sebagai kebudayaan materi juga memiliki keterbatasan, terutama yang terkait dengan penurunan kualitas fisiknya. Hal itu bisa disebabkan faktor internal dan eksternal. Karena itulah diperlukan penanganan berupa perawatan atau pemeliharaan. “Dalam merawat atau memelihara lukisan, diperlukan kejujuran. Dalam arti kejujuran untuk mendata asal-usulnya, kondisinya, perawatan yang telah dilakukan, pewacanaannya, interpretasinya, dan berbagai hal yang membangun identitas sekaligus kisah lukisan tersebut,” ujar Kepala Galeri Nasional Indonesia, Pustanto dalam Webinar Bicara Rupa yang membahas tantang baru memelihara koleksi lukisan pada 6 Oktober 2020.
Lebih lanjut dikatakan Pustanto, “Kejujuran inilah yang akan menjadi jalan untuk memperpanjang usia lukisan sekaligus menjaga kondisinya tetap terawat. Inilah salah satu tantangan yang perlu diupayakan secara terus-menerus dalam memelihara koleksi lukisan.”
Jarot Mahendra, Konsenvator Galnas yang juga menjadi salah satu pembicara di acara webinar tersebut menjelaskan yang dimaksud faktor internal oleh Pustanto adalah usia lukisan. Sama seperti manusia, kanvas dan cat juga memiliki usia. “ Jika usia kanvas dan cat semakin menua maka lambat laun warna menjadi redup, sehingga tidak indah dipandang lagi. Tak hanya itu, rayap-rayap pun akan dengan mudahnya hinggap di kayu kanvas,” ucap Jarot.
Sedangkan faktor eksternal, Jarot menjelaskan ada kelembapan relative, temperature,radiasi sinar UV yang terlalu banyak, hama dan polutan. “ Setelah diketahui permasalahannya, maka langkah-langkah yang harus diambil selain penjelasan dari Pustanto adalah, untuk masalah kelembapan relative, temperature dan radiasi sinar UV caranya dengan memberikan lapisan varnish. Untuk hama yang disebabkan dari usia kayu maka dibutuhkan manajemen hama dan ini sudah diterapkan oleh museum. Kemudian untuk polutan, bisa diatasi dengan membersihkan dengan kuas,” tegas Jarot.
Untuk faktor usia di kanvas dan cat, cara merawatnya adalah yang pertama adalah pemilihan ruangan, pastikan lukisan berada di pencahayaan dan kelembapan yang cukup. Dengan demikian kayu kanvas dan cat tidak akan rusak. Kedua, penempatan ruangan. Lukisan harus ditempatkan di dinding atau tempat gantungan yang kokoh sehingga kayu lukisan tidak dimakan rayap. Ketiga, lukisan jangan disentuh dengan tangan. Setiap kali Anda membersihkan lukisan, pastikan tangan Anda tidak menyentuhnya, sebab tangan mengandung lemak dan garam yang mampu mengakibatkan lukisan menjadi rusak. Keempat,hindari penggunaan flash atau blitz pada saat memfoto lukisan. Pasalnya lampu flash dapat mempercepat penguningan pigmen warna sehingga warna orisinil dapat berubah.(Hs.Foto.dok.Galnas)