Desa Wisata di Penyangga IKN

Penulis: Lina F | Editor: Lina F | Foto: jadesta.kemenparekraf.go.id

Jakarta, GPriority.co.id – Anda wajib tahu dan bolehlah nanti dikunjungi! Ada desa-desa wisata di sekitar daerah penyangga Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur. Provinsi ini terdiri dari 10 daerah tingkat kota maupun kabupaten. Sementara kota Balikpapan, kabupaten Penajam Paser Utara, Kutai Kartanegara dan kota Samarinda termasuk yang paling dekat dengan kawasan inti IKN. Bahkan, Penajam Paser Utara merupakan daerah yang paling banyak diambil wilayahnya untuk pembangunan IKN.

Nah, desa-desa wisata yang terdapat di sekitar daerah penyangga IKN itu memiliki daya tariknya tersendiri. Apalagi nanti kalau IKN sudah benar-benar menjadi. Objek pariwisata semacam itu sangat cocok untuk sekadar melepas kepenatan.

1. Kampung Wisata Kang Bejo

Desa ini masuk wilayah kota Balikpapan, terletak di kelurahan Sumber Rejo kecamatan Balikpapan Tengah. Untuk menuju desa ini Anda cukup menempuh waktu kurang lebih 20 menit dari pusat kota. Kang Bejo merupakan nama singkatan Kampung Sumber Rejo, dikelola oleh Pokdarwis Kang Bejo mulai tahun 2020. Keistimewaan Kampung Wisata Kang Bejo menawarkan objek wisata edukasi, terdapat area kuliner olahan kangkung, beberapa spot foto dan selfie.

Desa Wisata Kang Bejo melalui ADWI atau Program Anugerah Desa Wisata Indonesia diberi penghargaan sebagai desa wisata binaan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

2. Desa Wisata Mentawir

Desa wisata ini terdapat di kecamatan Sepaku, Kabupaten Panajam Paser Utara (PPU). Dari kota Balikpapan jarak waktu tempuhnya kurang lebih 2 jam lewat darat dan 1 jam melalui air. Terdapat di kawasan teluk Balikpapan dengan pemandangan hutan mangrove, jeram sungai Mentawir, hutan bambu, dan pemandangan alam hutan tropisnya. Selain itu yang menambah daya tarik lainnya adalah terkait budaya suku Paser, kisah keberadaan ronggeng dan demang serta cerita asal-usul kata Mentawir.

3. Desa Wisata Pampang

Desa berpenduduk kurang lebih 750 jiwa masuk wilayah kelurahan Sungai Siring, Kecamatan Samarinda Utara, sekitar 17 Km dari arah Utara Terminal Lempake. Desa ini menjadi kawasan wisata budaya hasil migrasi penduduk desa long lis Apo Kayan Kabupaten Bulungan pada tahun 1973.

Eksotisme desa ini lantaran memiliki wanita dayak telinga panjang, tari-tarian, upacara adat dayak Kenyah dan terdapat rumah adat Lamin.

Anda dapat menggunakan transportasi darat berupa angkutan kota jurusan Samarinda – Sei Siring, apabila hendak ke desa tersebut.

Desa Pampang ini diresmikan sebagai Desa Budaya oleh Gubernur Kalimantan Timur saat itu HM Ardans pada bulan Juni Tahun 1991.

Menurut catatan tradisi yang diolah dari berbagai sumber, Suku Dayak Apokayan dan Kenyah sekitar tahun 1960-an yang saat itu mendiami wilayah Kutai Barat dan Malinau, kemudian melakukan perjalanan atau hijrah dikarenakan menolak bergabung dengan negara Malaysia.

Awal mulanya mereka terus berpindah-pindah untuk berladang sampai mereka akhirnya menemukan kawasan yang cocok. Mereka merasa betah membangun hidup di Pampang, melakukan aktivitas adat, kegiatan sosial, bertani dan kegiatan keagamaan.