Hari Suroto: Situs Sejarah dan Prasejarah Fakfak Adalah Identitas

Jakarta, GPriority.co.id – Dalam memperingati HUT Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat, Arkeolog Hari Suroto mengatakan, diusia kota Fakfak yang sudah mencapai 124 Tahun dan merupakan Kabupaten tertua di Tanah Papua, perlu sekali Pemerintah Daerah Kabupaten Fakfak memperhatikan Situs Sejarah dan Prasejarah sebab itu bagian dari Identitas Fakfak.

Hal ini disampaikan Hari Suroto melalui sambungan telepon kepada GPriority pada Sabtu (16/11).

“Fakfak memiliki situs-situs arkeologi yang sangat luar biasa, baik itu situs dari masa prasejarah hingga sejarah,” kata Hari.

lebih lanjut, dikatanya, situs sejarah dan prasejarah merupakan potensi yang harus dilestarikan dan dikembangkan, sehingga akan menjadi identitas Fakfak serta sumber ekonomi kreatif terutama pariwisata.

Ia juga menjelaskan, bahwa dari situs-situs arkelogi akan menjadi inspirasi generasi muda Fakfak, diharapkan muncul ide-ide kreatif dalam seni media baru, seperti vlog, film pendek atau karya seni lainnya.

“Diharapkan muncul ide-ide kreatif dalam seni media baru, seperti vlog, film pendek atau karya seni lainnya,” jelas Hari.

Masih banyak situs-situs arkeologi di Fakfak yang belum pernah dilakukan penelitian, sehingga ke depan perlu dilakukan penelitian di situs-situs tersebut.

“Perlu dilakukan penelitian di situs-situs tersebut,” ungkap Hari Suroto.

Diketahui, jejak peradaban manusia Fakfak, diyakini telah ada sejak 10.000 tahun silam. Hal ini pernah diungkap oleh Drs. Gusti Made Sudarmika, Kepala Balai Arkeologi Papua kepada media di Fakfak, pada Selasa, 2 November 2021 di Taman Satu Tungku Tiga Batu, Fakfak, Papua Barat, saat Balai Arkeologi Papua menggelar “Rumah Peradaban”.

Dikatakannya, di Teluk Berau sampai Mbahamdandara, merupakan cikal bakal peradaban masyarakat Fakfak. Ini terbukti dari hasil penelitian Tim Balai Arkeologi Papua, bahwa sejak 10.000 tahun yang lalu sudah ada kehidupan masyarakat disana, itu diperkuat dengan penemuan-penemuan artefak seperti tulang, batu, kulit kerang, coretan di dalam goa dan artefak lainnya.

Saat ini, artefak-artefak yang ditemukan disimpan di Balai Arkeologi Papua yang menurut kabar yang berkembang belakangan ini akan dipindah ke Jawa Barat.

Foto: Istimewa