Penulis: Aflaha Rizal Bahtiar | Editor: Lina F | Foto: Aflaha Rizal Bahtiar
Jakarta, GPriority.co.id— Industri mebel atau furnitur yang menyediakan bahan-bahan kayu, rotan, dan sebagainya, di Indonesia sendiri masih terbilang bagus. Hanya saja, mengalami penurunan ekspor karena berbagai alasan.
Sebagaimana yang diungkap oleh Ketua Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIKMI) Abdul Sobur, penurunan ekspor ini disebabkan karena pasar-pasar di dunia juga mengalami penurunan.
“Tetapi untuk kondisi seperti ini, industri juga butuh efisiensi dan butuh produktivitas yang membaik. Terutama peran teknologi yang sangat penting,” ungkapnya kepada Gpriority di Ji Expo Kemayoran, Jakarta, Rabu (20/9), dalam acara pameran IFMAC & WOODMAC 2023.

“Sehingga meskipun dalam keadaan ekspor nasional mengalami penurunan, dengan menyelenggarakan pameran ini, para pengusaha melihat dukungan teknologi tepat guna terhadap pertumbuhan industri menjadi sangat diperlukan,” lanjut Abdul Sobur.
Ia juga menjelaskan beberapa teknologi tepat guna terhadap industri, antara lain bahan atau material, dan mesin-mesin yang cocok yang setidaknya bisa menunjang produktivitas industri mebel.
“Itu poin yang saya sampaikan, sehingga dalam kurun waktu 2045 kita akan mendapatkan pertumbuhan yang tertinggi, mau tidak mau industri ini akan marak,” lanjutnya.
Mengingat kesadaran akan produksi yang berkelanjutan, produsen furnitur Indonesia juga menekankan praktk produksi yang berkelanjutan, termasuk penggunaan bahan ramah lingkungan dan pengelolaan hutan yang bertanggung jawab.
Selain itu, pasar furnitur Indonesia berkembang pesat juga didorong oleh peningkatan permintaan domestik serta peningkatan ekspor.
“Nah, kalau pertumbuhan ini terjadi tentu tidak di support dengan teknologi yang biasa-biasa saja,” ungkapnya.