Sudah sejak lama isu DKI Jakarta tenggelam diperbincangkan masyarakat. Menurut penelitian para ahli, tanah di Jakarta terus menurun setiap tahunnya.
Profesor Riset bidang Meteorologi Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Eddy Hermawan mengatakan penurunan muka tanah dan kenaikan muka air laut mempercepat tenggelamnya sejumlah titik di Jakarta dan Pantura Jawa.
Eddy menuturkan hal tersebut terjadi akibat tiga faktor utama, yakni perubahan iklim yang mengarah pada kenaikan muka air laut, laju penurunan muka tanah (land subsidence), dan kondisi lokal setempat.
Meski demikian, hal tersebut tak mempengaruhi minat pembelian properti di Jakarta bagian utara, begitupun dengan harga tanah dan ruko yang masih mahal.
Director Advisory Sales Colliers International Indonesia, Monica Koesnovagril, mengatakan hal tersebut adalah isu lama yang diketahui masyarakat luas. Namun, minat untuk bermukim di daerah utara Jakarta masih besar.
Monica menuturkan sebab properti di kawasan Jakarta Utara tetap tinggi karena para pengembang properti melakukan berbagai upaya dalam menyiasati permasalahan tersebut, termasuk dengan menggunakan teknologi tinggi.
“Aman tidak aman bisa dilakukan dengan teknologi, makanya kenapa harganya jadi lebih mahal terutama infrastrukturnya. Karena mereka menggunakan teknologi untuk mengatasi ini,” kata Monica.
Menurutnya, sudah banyak pengembang perumahan mempersiapkan infrastruktur melalui teknologi pengolahan air, hingga meninggikan muka tanah melalui pengerukan. Sehingga harga tanah pada daerah itu menjadi lebih mahal. (Dw.foto.dok.Dw Gp)