
Cirebon,gpriority.co.id-Pada hari jadi Kabupaten Cirebon yang ke-504, Bupati H.Imron Mag meresmikan jalan baru yang menghubungkan Watubelah dengan Pejambon.
Jalan sepanjang 740 Kilometer itu diberi nama oleh Bupati Imron, Ki Bagus Rangin. Lantas apa sih yang melatarbelakangi Bupati Imron memberi nama Ki Bagus Rangin? Selidik punya selidik, Ki Bagus Rangin merupakan pahlawan yang berasal dari Cirebon. Ia lahir di Bantarjati,Majalengka pada 1761.
Namanya mencuat pada saat Perang Cirebon pada tahun 1802-1812. Dengan gagah berani Ki Bagus Rangin menerjang para penjajah Belanda yang ingin menguasai tanah Cirebon.
Dilansir dari buku babad tanah Cirebon, Ki Bagus Rangin bukanlah seorang Raja, Ia hanyalah rakyat biasa . Namun memiliki jiwa ksatria layaknya seorang raja yang berani menentang Belanda untuk segera pergi dari Cirebon.
Salah satu media perjuangan Ki Bagus adalah khotbah. Sebagai seorang ulama, Ki Bagus sering diundang untuk berkhotbah. Dalam setiap khotbahnya, Ki Bagus selalu menyampaikan semua hal yang menggugah kesadaran makna hidup dan kehidupan rakyat setempat yang didera nestapa. Juga khotbah politis yang menyoroti praktik-praktik tak benar penguasa lokal Cirebon. “Pangeran (Allah) telah menjadikan dunia, sebagai tempat kehidupan umat. Tapi oleh Sultan malah dijual kepada Cina dan Kompeni, yang tak pernah merasa kenyang,” katanya bergelora.
Khotbah Bagus Rangin belum berhenti sampai disitu, masih banyak pesan suci yang dipompakan untuk membuka mata hati, yang sebelumnya seakan sudah mati harapan. Berkat khotbahnya, dia berhasil membangkitkan semangat warga untuk melawan penjajahan dan ketidakadilan.
Tahun 1802, masyarakat yang dipimpin Ki Bagus Rangin melakukan pemberontakan. Mereka menyerang markas Belanda secara bergerilya. Taktik Ki Bagus Rangin berjalan dengan mulus, ini bisa terlihat dari banyaknya pasukan kompeni (Julukan Belanda)yang lari kocar-kacir meninggalkan medan pertempuran.
Perlawanan yang diperlihatkan Bagus, membuat Karasidenan Cirebon tergugah dan turut berjuang bersama melawan kompeni. Tak hanya itu, masyarakat di daerah-daerah lainnya yang berada di wilayah Cirebon dan sekitarnya seperti Rajagaluh,Jatitujuh,Bangawan Wetan,Sumber, Bantarjati,Cikao, Kandanghaur, Kuningan, Linggarjati,Luragung,Maja,Sumedang,Karawang dan Subang turut bergabung dan memberikan perlawanan.
Hal ini tentu saja menimbulkan kepanikan Gubernur Jenderal Hindia Belanda A.J Wiese dan menugaskan bawahannya Nicolas Engelhaard untuk meminta bantuan para bupati menurunkan pasukannya. Namun tidak semua bupati menuruti keinginan Sultan. Ini bisa terlihat dari banyaknya penolakan yang dilakukan oleh Bupati termasuk Sultan Kanoman Cirebon, Pangeran Suriawijaya. Hal ini memancing kemarahan Belanda dengan membuangnya ke Ambon.
Mengetahui Pangeran Suriawijaya dibuang ke Ambon, Ki Bagus Rangin bersama pasukannya tambah mengganas. Alhasil benteng pertahanan Belanda yang dibangun di Cirebon diberangus. Kekalahan Belanda membuat mereka menambah pasukannya dan berhasil memukul mundur pasukan Bagus Rangin.
Bagus Rangin ditangkap di Cimanuk, dan oleh Kompeni dipenggal kepalanya. Namun perjuangan Bagus Rangin tidak berhenti sampai disitu, Pangeran Matadji yang berasal dari Kasepuhan Cirebon menggantikan pimpinannya, bersama pasukan Klebet Waring, Pangeran Matadji mampu memukul mundur VOC dari Cirebon.
“ Berbekal cerita itu, tidak ada salahnya kan kalau jalan ini saya beri nama Ki Bagus Rangin,” tutup Bupati Imron.(Hs.Foto.diskominfokab Cirebon)