Majalah Dinding (Mading) pernah tenar di awal 70 hingga awal tahun 2000.
Di era tersebut, Mading digunakan sebagai media yang menginformasikan berbagai kegiatan sekolah yang sedang atau akan dilakukan. Informasi ini tentu dapat bersifat ajakan bagi seluruh siswa di sekolah.
Selain itu, Mading juga dapat berperan sebagai sarana komunikasi dalam bentuk tertulis antarpihak dalam suatu lingkup tertentu.
Hadirnya mading membuat informasi dapat disampaikan dengan mudah, praktis, dan menarik. Hal ini tentu membuat siswa menjadi aktif untuk mengolah konten, menulis, dan berbagi ide menarik lainnya. Di era 70 hingga 2000, siswa menjadi bangga jika karya yang dipampang dalam mading dibaca oleh siswa lainnya.
Berbekal alasan itulah Oktora Irahadi kembali menghadirkan mading, namun dengan berbagai perubahan yang mengikuti perkembangan zaman.(Hs)