Maksimalkan Potensi Pengembangan Properti, PT MRT dan Jakpro Jalin Kerja Sama Kesepahaman

Penulis: Dimas A Putra | Editor: Lina F | Foto: Dimas

Jakarta, GPriority.co.id – Dalam rangka penjajakan potensi kerja sama untuk pengembangan properti, PT MRT Jakarta dan Jakarta Propertindo (JakPro) melakukan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) pada Rabu (16/8).

Penandatanganan ini dilakukan langsung oleh Direktur Utama MRT Jakarta Tuhiyat dengan Direktur Utama JakPro Iwan Takwin di Gedung Wisma, Jakarta Pusat.

Dalam sambutannya, Tuhiyat mengatakan bila MoU ini baru tahap awal dalam menjajakan potensi kerja sama antar kedua perusahaan pelat merah. Meski begitu menurutnya kedua pihak masih perlu membahas banyak hal terkait pengembangan properti di kawasan berorientasi transit ini.

“Tentunya diawali ada kesepahaman di antara kita (JakPro dan MRT) apakah nanti NDA dulu (non-disclosure agreement), FGD (forum group discussion), kemudian melakukan kajian sampai dengan PKS (perjanjian kerja sama). Kami harap sih ini tidak akan lama,” ucap Tuhiyat.

Tuhiyat menjelaskan sejauh ini terdapat 5 kawasan yang berkemungkinan dapat dilakukan pengembangan properti di kawasan berorientasi transit. Kelima kawasan tersebut adalah Lebak Bulus, Fatmawati, Blok M, Senayan, dan Dukuh Atas.

“Chance (peluang pengembangan) yang ada di kami itu adalah proyek atas pengembangan kawasan transit yaitu ada 5 kawasan yang diamanatkan Pemprov DKI, kawasan Lebak Bulus, kawasan Fatmawati, kawasan Blok M, kemudian kawasan Istora Senayan, dan kawasan Dukuh Atas,” jelasnya.

Namun ia belum bisa memastikan kawasan mana yang akan dikembangkan sebab kedua belah pihak masih harus berdiskusi lebih lanjut. Selain itu ia juga belum bisa memastikan properti jenis apa yang akan dibangun di kawasan itu nantinya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Jakpro, Iwan Takwin melanjutkan, pihaknya akan melakujan kajian di lokasi Transit Oriented Development (TOD).

Pasalnya, TOD merupakan menjadi kawasan perpindahan manusia dari satu moda trasnportasi ke yang lainnya.

“Jadi kalau kita bicara konsep transit oriented development kan, ibaratnya tempat orang transit, kemudian kebutuhan apa yang mereka butuhkan pada saat transit berpindah moda atau mungkin beraktivitas menjadi destinasi di situ, itu kan semua harus tercukupi,” tegasnya.

Dari analisa konsep yang dipelajari PT Jakpro, akan mendapatkan pengembangan fasilitas yang pas untuk masyarakat.

Kemudian, pertumbuhan budaya baru di Jakarta juga harus disikapi karena sering berubah-ubah.

“Kebutuhan itu berupa ada yang fasilitas ada yang berupa non fasilitasnya, itu langsung dibentuk menjadi 1 desain,” pungkasnya.