
Likupang merupakan salah satu destinasi pariwisata yang terletak di Kabupaten Minahasa Utara. Dan ditetapkan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno sebagai destinasi wisata super prioritas.
Wajar sih Mas Menteri begitu biasa Sandiaga Uno disapa menetapkan Likupang sebagai destinasi wisata super prirotas, karena Likupang bisa dibilang surga bagi para pencinta pantai. Lihat saja di Pantai Paal dan Pantai Pulisan. Bentang pasir putih dengan laut biru yang bersih nan jernih cocok untuk dinikmati sambil snorkeling, diving, atau sekadar bermain air dan berjemur menikmati matahari tropis.
Selain dua pantai tadi, ada juga pulau-pulau eksotis yang wajib disambangi yaitu Pulau Lihaga dan Pulau Gangga. Dua pulau yang saling berdekatan ini memiliki keindahan yang hakiki. Pulau sepi dengan ombak tenang dan kehidupan bawah laut yang masih asri, menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.
Sebagai destinasi yang masih terus berbenah diri demi penyempurnaan fasilitas dan kebutuhan wisata lainnya, kawasan Likupang hingga kini masih terus dikembangkan. Selain pembangunan resort kelas menengah dan premium, kawasan Likupang juga didukung oleh pondok wisata atau homestay di sejumah tempat, seperti di Desa Marinsow, Desa Pulisan, Desa Kinunang, Desa Bahoi, dan Desa Pulau Gangga.
Kuliner Likupang yang kaya rempah juga siap memanjakan lidah, lho! Siap-siap menikmati segarnya olahan ikan dalam bubur manado atau tinutuan, cakalang fufu, milu siram, pisang goroho goreng sambal roa, lalampa dan panada! Pasti bikin ketagihan deh.
Sejarah Likupang
Rasanya belum lengkap yah kalau kita tidak membahas sejarahnya. Dikutip dari laman resmi Pemkab Minahasa Utara.
Jika diuraikan sejarah munculnya Likupang yaitu bermula dari suatu tempat pemukiman yang terletak ditepian sungai (DAS; daerah aliran sungai) yang mengairi ujung tanah Tounsea.
Sungai ini bermuara ke laut utara pulau Sulawesi. Sungai ini posisinya menghadap ke beberapa pulau, yaitu pulau Bangka, pulau Gangga, pulau Talise, pulau Kinabuhutang, pulau Lihaga dan pulau Tindila.
Tempat bermuara sungai itu ada diarea yang disebut Marawuwung. Adanya proses alam menyebabkan perpindahan aliran sungai tersebut dan muaranya ke tempat seperti yang ada sekarang ini.Keberadaan sungai ini membuat sekelompok orang dari daerah pegunungan dan hutan datang dan mendiami daerah tepiannya.
Dari waruga yang diduga berusia ratusan bahkan ribuan tahun dan masih ada sampai saat ini, terdapat relief tentang datangnya orang asing dari Barat. Itu artinya ada penduduk asli selayaknya sejarah tanah Minahasa pada umumnya. (Hs.Foto.Kombik Kemenparekraf)