Merdeka Belajar ke 23 Diluncurkan, Kuatkan Literasi Indonesia

Jakarta, GPriority.co.id – Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan Merdeka Belajar ke-23: Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia di Kantor Kemendikburistek, Jakarta (27/02). Penyaluran buku bacaan bermutu didasari tiga pilar program, yaitu Pemilihan dan Perjenjangan, Cetak dan Distribusi, serta Pelatihan dan Pendampingan.

Pada kesempatan tersebut, Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim menjelaskan bahwa pada 2022 pihaknya telah menyalurkan lebih dari 15 juta eksemplar buku bacaan bermutu untuk lebih dari 20 ribu PAUD dan SD yang paling membutuhkan di Indonesia. penyaluran tersebut merupakan pengiriman dengan jumlah buku dan penerima yang terbesar sepanjang sejarah Kemendikbudristek.

Disampaikannya, penyaluran buku bacaan bermutu didasari tiga pilar program, yaitu Pemilihan dan Perjenjangan, Cetak dan Distribusi, serta Pelatihan dan Pendampingan. Dalam pilar Pemilihan dan Perjenjangan, buku dipilih berdasarkan kriteria buku bacaan bermutu, yaitu buku yang sesuai dengan minat dan kemampuan baca anak. Sebelumnya, buku bacaan belum sesuai minat dan kemampuan baca anak. Buku bacaan bermutu juga kurang banyak tersedia di perpustakaan dan pojok baca sekolah. Kini, pemerintah telah menyediakan kriteria buku bacaan bermutu untuk membantu memilih buku bacaan yang sesuai minat dan kemampuan baca anak. Termasuk telah tersedianya buku bacaan bermutu di perpustakaan dan pojok baca sekolah.

Sementara dalam pilar Cetak dan Distribusi, diketahui sudah 15.356.486 eksemplar (506 judul) buku bacaan bermutu dicetak dan didistribusikan ke 5.963 PAUD di 3T (Tertinggal, Terluar, Terdepan) dan 14.595 SD di 3T dan daerah dengan nilai kompetensi literasi/numerasi merah. Adapun prosesnya ketika itu melalui proses lelang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Proses lainnya ialah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan, Pegiat Literasi, TNI dan masyarakat setempat.

Pilar ketiga yaitu pelatihan dan pendampingan dipercaya sebagai kunci keberhasilan penggunaan buku bacaan adalah pada kemampuan kepala sekolah, guru, dan pustakawan dalam mengelola dan memanfaatkan buku bacaan. Dengan pilar ini jika sebelumnya Kepala Sekolah, Guru, Pustakawan belum mengetahui cara mengelola buku bacaan, kini mereka dapat mengelola buku bacaan khususnya dalam memajang, merawat dan merotasi/menyimpan. Melalui pilar ini pula Kepala Sekolah, Guru, dan Pustakawan dapat melakukan kegiatan membaca nyaring, membaca bersama, meminjamkan buku, menggunakan buku untuk ekstrakurikuler dan melatih guru/sekolah lain. Ini penting mengingat sebelumnya mereka belum mengetahui cara melakukan kegiatan membaca yang menarik dan menyenangkan.

Kemendikbudristek juga menyediakan akses digital yang menyediakan buku bacaan bermutu bagi publik secara gratis diantaranya melalui budi.kemdikbud.go.id, buku.kemdikbud.go.id/katalog/buku-non-teks, literacycloud.org, dan letsreadasia.org.

Dalam pesannya diujung peluncuran Merdeka Belajar ke-23: Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia, Mendikbudristek menegaskan menyebarkan kegembiraan membaca membutuhkan kerja sama dan gotong royong bersama mulai dari Pemerintah Daerah, Sekokah hingga Orangtua. “Ayo, sebarkan kegembiraan membaca kapan saja, di mana saja!,” ajaknya. (Anggun Wahyu Pratama/Pustakawan Ahli Pertama Kemenko PMK)