Pembakaran Al-Qur’an Terjadi di Denmark, Menlu Kirim Nota Diplomatik Keras

Penulis: Aflaha Rizal Bahtiar | Editor: Lina F | Foto: Aflaha Rizal Bahtiar

Jakarta, Gpriority.co.id— Pembakaran Al-Qur’an terjadi kembali di Denmark. Pembakaran ini dilakukan oleh anggota kelompok ultranasionalis, Danske Patrioter atau Danish Patriots yang membakar kitab suci umat Muslim di Kedutaan Besar Turki di Kopenhagen, ibu kota Denmark.

Selaras dengan kasus pembakaran tersebut juga diungkap oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, saat memberikan komentarnya di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri, Senin (14/8).

“Kita mengecam dengan sangat keras pada aksi pembakaran kitab suci Al-Qur’an. Setiap kali terjadi pembakaran, kita mengirimkan nota diplomatik yang sangat keras,” ungkapnya.

“Saya juga menerima telepon dari Menteri Luar Negeri Denmark. Saya sampaikan posisi Indonesia yang sangat form terhadap masalah ini, dan posisi negara-negara OKI (Organisasi Kerjasama Islam) saya sampaikan bahwa, pembakaran Al-Qur’an tidak dapat dilabel sebagai freedom of expression,” tegas Menlu Retno.

Menurut Menlu Retno, aksi pembakaran Al-Qur’an di Denmark jangan berlindung dibalik kata freedom of expression karena itu melukai umat Muslim di seluruh dunia.

“Dan ini dapat menyebarkan kebencian dan aksi provokasi,” kata Menlu Retno.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Umar Hadi juga mengomentari aksi pembakaran Al-Qur’an tersebut. Menurutnya, peristiwa ini dilakukan oleh individu.

“Yang melakukan itu individu, bukan pemerintah Denmark. Jadi itu individu atau satu orang dan itu berangkai karena sebelah kita ada Kedutaan Maroko, dia juga bakar di depan Kedutaan Maroko,” ungkap Umar Hadi.

Umar Hadi mengatakan, permasalahan ini sudah dimintakan oleh OKI, dan resolusi HAM di PBB untuk meminta semua negara bikin aturan yang melarang menghina simbol-simbol agama.

“Yang tidak kita inginkan itu reaksi yang berlebihan, sehingga ada tindakan kekerasan. Jadi itu yang membahayakan,” pungkas Umar Hadi.