Kendari,Gpriority – Pekandeana Ana-Ana Maelu merupakan tradisi Kesultanan Buton yang dilaksanakan sejak masuknya ajaran islam di kesultanan tersebut , dan terus dilakukan selama empat abad lebih, sehingga sampai kini masyarakat Kota Baubau maupun Buton yang berada di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terus mempertahankan tradisi ini.
Menurut Pembina Kerukunan Keluarga Baubau Buton (KKBB) Provinsi Sultra Drs Asrun Lio MHum PhD, tradisi memberi makan anak yatim piatu tersebut dilaksanakan setiap hari ke-10 di bulan Muharram.”Tradisi ini sering dilakukan warga Kota Baubau maupun Buton untuk memperingati 10 Muharam, meminta keselamatan kepada Allah SWT melalui doa-doa para anak yatim piatu, agar tidak lagi menderita dan dijauhkan dari bala maupun bencana, demikian juga harapan Gubernur Provinsi Sultra agar masyarakat Sultra cepat terhindar dari Virus Covid-19, yang kini tengah melanda hampir seluruh wilayah di dunia,” terang pria yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sultra ini.
Lebih lanjut dikatakan Asrun Lio,” Berbeda dengan perayaan sebelumnya, Karena pada Sabtu (21/8/2021) merupakan 40 harinya wafatnya istri tercinta Gubernur Sultra,H.Ali Mazi, yakni Hj Agista Ariany, makanya beliau meminta KKBB untuk melaksanakan ritual Pekandeana Ana-Ana Maelu di Panti Asuhan Alfitrah Kota Kendari.”
Selain melakukan ritual Pekandeana Ana-Ana Maelu, Gubernur Provinsi Sultra juga menyerahkan santunan anak yatim piatu di Panti Asuhan Alfitrah berupa uang pembinaan kepada pimpinan pondok pesantren.Penyerahan tersebut dilakukan oleh Pembina Kerukunan Keluarga Baubau Buton (KKBB) Provinsi Sultra, Drs Asrun Lio MHum PhD mewakili pribadi Gubernur Provinsi Sultra, H Ali Mazi SH, yang menyerahkan kepercayaan sepenuhnya untuk melaksanaan ritual tersebut.
Lulusan S3 The Australian National University (ANU), Canberra ini juga mengungkapkan, bahwa secara pribadi maupun sebagai Pembina KKBB Provinsi Sultra dirinya merasa terhormat mendapatkan kepercayaan untuk melaksanakan ritual tersebut, dalam rangka mengenang kepergian almarhumah Hj Agista Ariany Bombay SE, yang bertepatan dengan Bulan Muharam dan juga hari Asyurah.
“Bapak H Ali Mazi SH mengharapkan doa dari anak-anak yatim piatu, yang kebetulan hari ini bertepatan dengan peringatan 40 hari berpulangnya istri beliau. Saya mendapatkan kepercayaan untuk melaksanakan ritual ini, yang dilaksanakan di luar Rujab Gubernur Provinsi Sultra. Tentu kegiatan doa bersama juga tetap terlaksana di kediaman beliau, baik dari hari pertama hingga hari ke-40. Mewakili pihak keluarga, kami pun tak henti-hentinya meminta doa tulus dari masyarakat Sultra untuk almarhumah Ibu Hj Agista Ariany Bombay SE,” terangnya lagi.
Dia pun meyakini, melalui kebahagian yang dirasakan oleh anak-anak yatim piatu akan perhatian dari pemerintah baik secara institusi maupun pribadi,” Walaupun nilainya tidak seberapa, Insya Allah dapat bernilai ibadah. Terlebih sesuai pesan Baginda Rasulullah agar tak lupa memuliakan anak yatim,” tutur Asrun Lio.
Sekedar informasi di dalam ritual Pekandeana Ana-Ana Maelu,anak yatim mendapatkan kasih sayang, seperti menyuapi makanan hingga memberikan santunan. ” Melalui ritual Pekandeana Ana-Ana Maelu, semoga anak-anak yatim piatu ini merasa bahagia karena mendapatkan perhatian. Dan melalui kebahagian tersebut dapat menghantarkan harapan dan doa para Pimpinan Pemprov Sultra kepada sang pencipta, agar selalu diberi kekuatan dan kesehatan melaksanakan pelayanan kepada masyarakat, daerah segera terhindar dari Virus Covid-19, dan almarhumah Ibu Hj Agista Ariany Bombay SE mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT. Aamiin,” tutupnya.(Hs.Foto.dok.Humas Sultra)